Bursa Capres Menuju Pemilu 2024 Partai Demokrat Labuhkan Dukungan ke Capres Prabowo
Administrator Selasa, 19 September 2023 08:28 WIB
NASIONAL, - Direktur Nusakom Pratama Institute, Ari Junaedi, menduga, hanya akan ada tiga koalisi partai politik jika Partai Demokrat mendukung bakal calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto.
Ini mengingat waktu pendaftaran pasangan capres-calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024 kurang dari sebulan lagi. "Jika melihat durasi waktu yang tersisa dan konstelasi koalisi yang ada, hampir dipastikan hanya akan ada tiga pasang capres-cawapres yang berlaga," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (18/9/2023).
Sebelummya, kata Ari, ketika Demokrat memutuskan hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan dan mencabut dukungan dari Anies Baswedan, terbuka peluang terbentuknya koalisi baru. Demokrat mungkin berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) jika bersikukuh mengajukan ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai cawapres.
Sementara, PPP bisa saja menyodorkan nama Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) partainya, Sandiaga Uno, sebagai calon RI-1. Kerja sama kedua partai bakal memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold seandainya didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kala itu belum menegaskan arah dukungan.
Namun, belakangan, PKS telah memutuskan tetap berada di Koalisi Perubahan untuk Persatuan, mendukung bakal capres-cawapres, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. PPP juga tetap berdiri di gerbong koalisi PDI Perjuangan mendukung pencapresan Ganjar Pranowo.
Oleh karenanya, jika Demokrat merapat ke Koalisi Indonesia Maju mendukung pencapresan Prabowo, dipastikan hanya akan ada tiga poros politik pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. "Mungkin saja tawaran dari Gerindra buat Demokrat jauh lebih jelas dan lebih menarik," ujar Ari.
Seandainya Demokrat mendukung Prabowo, maka, Koalisi Indonesia Maju menjadi gerbong tergemuk dengan dukungan empat partai politik Parlemen. Namun, menurut Ari, padatnya koalisi partai politik tak menjadi jaminan kemenangan.
"Dalam kontestasi pilpres, tidak selalu linear antara kemenangan dengan jumlah banyaknya partai dalam koalisi," katanya. Ari menyebut, semakin gemuk koalisi, justru semakin rumit membangun koordinasi antarpartai politik. Baik itu untuk menentukan cawapres, maupun ketika mempersiapkan kampanye.
Meski bekerja sama dalam satu koalisi, setiap parpol diyakini akan mementingkan ego masing-masing. Parpol pun cenderung ingin memenangkan partai mereka sendiri ketimbang capres-cawapres yang mereka dukung.
"Ego partai pasti ingin memenangkan partai, bukan sosok capres," tutur dosen Universitas Indonesia (UI) itu. Sebelumnya, kabar bergabungnya Demokrat ke koalisi Prabowo diungkap oleh elite partai politik anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Para ketua umum partai politik anggota KIM bahkan menggelar pertemuan di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9/2023) untuk menyambut bergabungnya Demokrat.
Hadir dalam pertemuan itu, Prabowo sebagai bakal capres sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta. Keempat partai ditambah Partai Bulan Bintang (PBB) merupakan anggota Koalisi Indonesia Maju.
Kabarnya, dalam pertemuan itu hadir pula Ketua Majelis Tinggi sekaligus mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Ahlan wa sahlan saudaraku Partai Demokrat bergabung ke KIM," kata Ketua Umum PAN. Zulkifli Hasan, kepada Kompas.com, Minggu.
Namun demikian, Koordinator juru bicara Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, arah dukungan Partai Demokrat baru akan ditentukan dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) partai pada Kamis (21/9/2023).
"Untuk keputusan resmi Demokrat bergabung dengan koalisi atau kerja sama untuk Pilpres 2024, akan disampaikan secara langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, pada Rapimnas Partai Demokrat, hari Kamis, 21 September 2023," kata Herzaky dalam keterangan tertulis, Minggu (17/9/2023).
Herzaky mengakui bahwa SBY hadir dalam pertemuan bersama para ketua umum partai politik pendukung Prabowo di Hambalang, Minggu sore. Namun, menurutnya, kehadiran SBY itu hanya silaturahmi biasa, bukan menandakan bergabungnya Demokrat ke Koalisi Indonesia Maju. sc:https://kmp.im/plus6