Geger dan Ramai, Buntut Miftah Olok-olok dan Tertawa-kan Penjual Es Teh di depan Ribuan Jemaah
Administrator Rabu, 04 Desember 2024 13:22 WIB
NASIONAL, - Kebiasan buruk mengolok-olok akhir-nya tua kritik dan berbagai kalanga, warga maya khusus-nye menyayangkan aksi Miftah di pengajian di Magelang, Jawa Tengah itu.
Seorang penjual es teh, Sunhaji (37) mengaku merasa tersinggung saat diolok-olok dan ditertawakan oleh Gus Miftah atau Miftah Maulana Habiburrahman saat acara pengajian di Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu (20/11/2024) malam.
Peristiwa yang membuatnya tersinggung tersebut terjadi di lapangan drh Soepardi, Magelang. Apalagi di sana ribuan orang hadir untuk menyaksikan salawatan dan melihat Sunhaji diolok-olok.
Saat berjualan es teh keliling, Sunhaji "ditegur" oleh Miftah dan menerima hinaan kasar.
Video olok-olok tersebut telah menyebar luas di berbagai platform media sosial dan ramai diperbincangkan.
"Saya tersinggung. Wong saya lagi masuk ada suara kaya gitu," kata Sunhaji saat ditemui di rumahnya di Dusun Gesari, Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, pada Rabu (4/12/2024).
Sunhaji menyatakan kekecewaannya terhadap Miftah, seorang tokoh yang memiliki Pondok Pesantren Ora Aji di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Momen tersebut semakin menyakitkan bagi Sunhaji karena sejumlah tokoh yang hadir dan dikenal sebagai ulama turut menertawakan dirinya.
Acara salawatan malam itu dihadiri oleh tokoh-tokoh seperti Habib Zaidan, Muhammad Yusuf Chudlori (Ketua DPW PKB Jateng), dan Usman Ali, pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Al Huda.
Meski merasa tertekan, Sunhaji memilih untuk tetap melanjutkan aktivitas berjualannya.
"Saya tetap berjualan. Saya mencari sangu buat pulang," ujarnya.
Pria yang memiliki dua anak ini mencatat mendapatkan uang sebesar Rp 35.000 dari tujuh gelas yang terjual.
"Uang itu buat beli bensin Rp 15.000 dan Rp 20.000 saya bawa pulang untuk sangu anak-anak," jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa salah satu anaknya masih berstatus pelajar SMP dan yang lainnya di SD.
Sunhaji mengaku telah berjualan es teh selama kurang lebih setahun setelah beralih dari pekerjaannya sebagai tukang kayu, akibat cedera pada tangan kirinya.
"Jadinya, untuk angkat yang berat-berat tidak kuat. Makanya saya jualan seperti ini," katanya.
Ia berharap dapat terus berjuang di acara-acara besar yang menarik banyak pengunjung, seperti pengajian akbar, untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
Miftah Minta Maaf
Seperti diketahui, Gus Miftah yang kini menjadi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan menuai kritik publik.
Sebab dalam sebuah video, ia tampak menghina pedagang es teh yang sedang berjualan di antara para penonton dalam sebuah acara pengajian.
Peristiwa itu terjadi saat Miftah mengisi pengajian dalam rangka "Magelang Bersholawat" di Lapangan Drh. Soepardi, Mungkid, Kabupaten Magelang, pada Rabu (20/11/2024).
Awalnya, penonton meminta Miftah untuk memborong dagangan es teh seorang penjual.
Namun, ia justru mengeluarkan kata tak pantas.
"Es tehmu jik okeh ora (es tehmu masih banyak enggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), g*bl*k," kata Miftah dalam potongan video.
"Dolen ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (Jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir)," sambungnya.
Pernyataan Miftah itu pun diikuti gelak tawa dari sejumlah orang yang ada di atas panggung.
Video itu pun menuai kecaman dari warganet di berbagai platform media sosial.
Atas kegaduhan ini, Miftah mengatakan, pernyataan itu hanya sebuah candaan yang dilontarkan kepada tukang es teh.
Karenanya, ia meminta maaf atas pernyataannya yang menimbulkan kegaduhan.
"Dengan kerendahan hati, saya meminta maaf atas kekhilafan saya, saya memang sering bercanda dengan siapa pun," jelas dia dalam sebuah video klarifikasinya, Rabu (4/12/2024).
Pendakwah itu mengaku akan menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada sang penjual es teh.
Miftah berharap agar penjual es teh bersedia memaafkannya atas candaan itu.
"Saya juga meminta maaf pada masyarakat atas kegaduhan ini, yang merasa terganggu dengan candaan saya, yang dinilai oleh masyarakat mungkin berlebihan. Untuk itu, saya minta maaf," ujarnya.
Pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji itu juga menyampaikan, kejadian tersebut menjadi bahan introspeksi bagi dirinya.
Dia memastikan akan lebih berhati-hati ketika berbicara di depan umum, publik, dan masyarakat.
"Saya juga sudah ditegur oleh bapak Seskab yang hari ini berada di Kupang untuk lebih berhati-hati menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum," kata Miftah. wartakotalive
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments