Kamis, 19 Sep 2024
  • Home
  • business
  • Heran "Quick Count" Ganjar-Mahfud Rendah, Aria Bima: Kampanye Banyak Orang Datang, Memang Itu "Demit"?

Heran "Quick Count" Ganjar-Mahfud Rendah, Aria Bima: Kampanye Banyak Orang Datang, Memang Itu "Demit"?

Administrator Sabtu, 17 Februari 2024 11:47 WIB


NASIONAL, POLITIK, - Politikus PDI-P Aria Bima menunjukkan gestur gemas dan keheranan karena melihat hasil hitung cepat atau quick count sementara terhadap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Pasangan calon (paslon) nomor urut 3 ini diketahui memiliki suara rendah dan kerap berada di posisi tiga dibanding dua paslon lainnya berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Aria Bima awalnya menyinggung tentang habisnya uang yang digunakan untuk kampanye. Dengan dugaan kecurangan dan Pemilu 2024 yang bermasalah, dia pun menyarankan para kader PDI-P yang ingin maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) tidak perlu lagi berkampanye. "Saya akan menyarankan bagi calon-calon yang tidak dikehendaki oleh pemerintah atau pun partai pengusung pemenang, enggak usah lah, percuma, habis-habisin duit. Kita ini habis-habisin duit," ujar Aria di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).

Aria kemudian menjelaskan bahwa tugasnya di TPN Ganjar-Mahfud adalah sebagai Ketua Tim Penjadwalan. Oleh karena itu, tugasnya adalah mengatur jadwal kampanye baik dari Ganjar maupun Mahfud, hingga seluruh pihak pendukung. Kemudian, Aria menyinggung banyaknya peserta yang hadir dalam setiap kampanye Ganjar-Mahfud tetapi tidak berdampak pada suara dalam hasil quick count. "Saya ngatur jadwalnya Pak Ganjar, Pak Mahfud, Mbak Atikoh, Alam, Pak Sandiaga, Mbak Yenny, untuk apa? Kampanye segitu banyak orang datang, memang itu setan? Itu demit? Kan enggak. Itu kan suara orang. Masak jadinya gini?" ujar Aria Bima.

Wakil Ketua Komisi VI DPR ini lantas menyebut kecilnya suara yang didapat Ganjar-Mahfud dari hasil quick count adalah sebuah anomali. Menurut Aria Bima, anomali itu berpotensi membuat gagalnya proses pendidikan politik untuk masyarakat. "Orang jadi malas lho ikut (Pemilu).

Dan ini disorot di luar negeri lho, memangnya situs kita bosok apa bisa dilihat dari luar, malu banget dong. Memangnya enggak ada yang bisa hitung rekap? ITB enggak mampu? Hah? UI enggak mampu, UGM enggak mampu? Malu enggak kita? Cuma ngerekap kayak gitu saja jeblok. Benar kita enggak mampu? Saya enggak yakin," katanya. sc:https://kmp.im/app6
T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments