Tragis, Rupiah Ambruk Gara-gara Kenaikan Inflasi AS, Kok Bisa?
Administrator Jumat, 03 Maret 2023 07:40 WIB
NASIONAL, BISNIS, - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Kamis melemah, dipicu indikasi kenaikan inflasi di Amerika Serikat (AS).
Rupiah dibuka menurun 30 poin atau 0,20 persen ke posisi Rp15.265 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.235 per USD.
"Rupiah bisa berbalik melemah terhadap dolar AS hari ini dengan semakin meningkatnya ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra, Kamis, 2 Maret 2023.
Ariston menuturkan data survei aktivitas manufaktur AS Januari menunjukkan bahwa harga yang dibayarkan oleh perusahaan manufaktur meningkat. Hal itu mengindikasikan inflasi bakal naik.
Di sisi ekonomi, PMI (Indeks Manajer Pembelian) manufaktur AS Februari naik tipis menjadi 47,7 persen dari pembacaan Januari sebesar 47,4 persen. Para ekonom yang disurvei The Wall Street Journal memperkirakan indeks mencapai total 47,6 persen. Angka di bawah 50 persen mengindikasikan kontraksi di sektor tersebut.
Selain itu, tingkat imbal hasil obligasi Pemerintah AS juga naik di mana tenor 10 tahun sudah menyentuh empat persen.
Tarik-ulur pengetatan suku bunga The Fed
Para pejabat Bank Sentral AS atau The Fed terpecah atas apakah data inflasi tinggi baru-baru ini dan pasar pekerjaan yang terus-menerus panas akan membutuhkan suku bunga yang lebih ketat, atau hanya kesabaran dalam mempertahankan kebijakan moneter yang ketat untuk jangka waktu yang lebih lama.
Para pejabat Fed akan mengajukan proyeksi baru pada pertemuan dalam tiga minggu, dan para analis serta investor memperkirakan suku bunga rata-rata yang dilihat oleh pejabat untuk akhir 2023 akan bergerak mungkin seperempat poin lebih tinggi dari 5,1 persen yang diantisipasi pada Desember.
Di sisi lain, sentimen positif dari membaiknya perekonomian Tiongkok dan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa membantu menahan pelemahan rupiah.
Ariston memprediksi peluang pelemahan rupiah ke arah Rp 15.300 per USD, dengan potensi tertahan di kisaran Rp15.220 per USD.
Kemarin, rupiah ditutup meningkat 26 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp15.235 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.261 per USD.