- Home
- Serbaserbi
- Aset Muhammadiyah Rp400 Triliun: Bohong Jika Penarikan Duit Rp15 Triliun di BSI tak Ada Dampaknya
Aset Muhammadiyah Rp400 Triliun: Bohong Jika Penarikan Duit Rp15 Triliun di BSI tak Ada Dampaknya
Administrator Rabu, 26 Juni 2024 09:58 WIB
NASIONAL, - Pelan tapi pasti, keluarga besar Muhammadiyah di daerah mulai menarik dana yang tersimpan di Bank Syariah Indonesia (BSI). Mengikuti instruksi PP Muhammadiyah sesuai memo nomor 320/I.0/A/2024 tentang konsolidasi dana.
Ekonom dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Jawa Timur, Dr Kumara Adji Kusuma sangat yakin, penarikan dana PP Muhammadiyah itu, punya dampak. Bohong jika disebut keputusan tersebut, tidak ada efeknya.
"Dari perspektif teori ekonomi, penarikan dana oleh Muhammadiyah dari BSI memiliki dampak yang signifikan. Baik di level mikro maupun makroekonomi," kata Kumara, dikutip Senin (24/6/2024).
Keputusan tersebut, menurut Kumara, mencerminkan perilaku rasional dari nasabah bank syariah terbesar di Indonesia itu.
Tentu saja, keputusan tersebut tidak datang tiba-tiba, tapi dilandasi analisis risiko dan kinerja, serta dipercaya akan memengaruhi pasar keuangan, termasuk stabilitas ekonomi secara keseluruhan. "Reaksi dari pihak terkait seperti BSI, otoritas regulasi, dan nasabah lain akan sangat menentukan sejauh mana dampak ini akan terasa," kata Kumara.
Betul kata Kumara. Ingat, Muhammadiyah adalah ormas keagamaan modern yang punya aset cukup gede. Mulai dari masjid, lembaga pendidikan mulai PAUD hingga perguruan tinggi, rumah sakit, uang, dan amal usaha Muhammadiyah (AUM) lainnya. Totalnya mencapai Rp400 triliun.
Pada 30 Mei 2024, PP Muhammadiyah memutuskan untuk memindahkan dana simpanan Rp13 triliun-Rp15 triliun dari BSI. Dan, saat ini mulai diikuti perwakilan Muhammadiyah di sejumlah daerah.
Sebut saja, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sulawesi Selatan, telah menyatakan 'putus hubungan' dengan BSI. "Sikap Unismuh, sami'na wa atho'na. Apapun putusan PP Muhammadiyah, Unismuh taat," tegas Kepala Bagian (Kabag) Humas Unismuh Makassar, Hadi Saputra, dikutip Senin (24/6/2024).
Sebelumnya, Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah di Tuban,Jawa Timur telah menarik dananya di BSI sebesar Rp30 miliar.
''Mungkin lebih dari Rp 30 miliar (dari RS Muhammadiyah), dari beberapa lembaga lain belum bisa memastikan berapa nominalnya," kata Masyrukin, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban.
Dia mengakui, adanya instruksi tarik dana dari BSI baru dipahami kalangan Muhammadiyah di daerah. Ini yang gawat, seluruh badan usaha Muhammadiyah ramai-ramai mencabut dananya dari BSI. Keuangan bank syariah pelat merah beraset terbesar itu, bakal kempis seketika.
"Belum semua badan usaha Muhammadiyah menarik saldo dari BSI karena instruksi pimpinan baru dipahami warga usaha Muhammadiyah Tuban dalam sepekan ini," rincinya.
Mengingatkan saja, PP Muhammadiyah memutuskan untuk menarik dana yang ditaksir mencapai Rp15 triliun di BSI pada 30 Mei 2024. Seiring terbitnya memo PP Muhammadiyah bernomor 320/I.0/A/2024 tentang konsolidasi dana.
Keputusan ini diambil, berdasarkan hasil konsolidasi keuangan PP Muhammadiyah dengan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Yogyakarta pada 26 Mei 2024.
Memo tersebut ditujukan kepada seluruh lembaga amal usaha Muhammadiyah. Mulai dari Majelis Pendidikan Tinggi dan Pengembangan PP Muhammadiyah, Majelis Pembinaan Kesehatan Umum PP Muhammadiyah, pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, pimpinan RS Muhammadiyah dan Aisyiyah, hingga pimpinan Badan Usaha Milik Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
"Dengan ini kami minta dilakukan rasionalisasi dana simpanan dan pembiayaan di BSI dengan pengalihan ke Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, bank-bank syariah daerah, dan bank-bank lain yang selama ini bekerja sama baik dengan Muhammadiyah," seperti tertulis dalam memo tersebut. sc:inilah
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments