Jumat, 22 Nov 2024
  • Home
  • Serbaserbi
  • Bangsa Viking Lakukan Penyiksaan dan Eksekusi Mengerikan

Bangsa Viking Lakukan Penyiksaan dan Eksekusi Mengerikan

Administrator Jumat, 31 Mei 2024 13:59 WIB

DUNIA, - Orang-orang Nordik pada Zaman Viking disebut melakukan metode penyiksaan dan eksekusi yang begitu mengerikan.

Saking brutalnya, beberapa pakar mempertanyakan apakah ritual tersebut mungkin dilakukan pada tubuh manusia.

Namun, peneliti baru-baru ini menyebutkan, tindakan yang dikenal sebagai elang darah ini secara anatomi dapat dilakukan dengan senjata Viking.

Ritual elang merah dalam puisi dan prosa yang berasal dari abad ke-11 hingga abad ke-13 dideskripsikan seperti ini.

Mengutip Live Science, korban biasanya ditangkap dalam pertempuran.

Bagian mengerikan dimulai dari sini.

Bangsa Viking kemudian akan memotong dan membuka lipatan besar kulit dan otot dari punggung korbannya yang masih hidup dan memotong tulang rusuk dari tulang belakangnya, membukanya ke samping untuk membentuk sayap.

Penyiksa kemudian akan menyelesaikan ritualnya dengan mengeluarkan paru-paru korban yang utuh dan meletakkannya di atas tulang rusuk.

Melakukan tindakan mengerikan seperti itu akan menjadi tantangan bagi penyiksanya namun bukannya tidak mungkin dilakukan.

Dalam studi yang dipublikasikan di Speculum: A Journal of Medieval Studies, peneliti mengevaluasi praktik elang darah dengan terlebih dahulu menganalisis anatomi manusia, menguraikan urutan penyiksaan selangkah demi selangkah, dan memperkirakan bagaimana hal itu dapat dilakukan dalam ritual publik.

Mereka kemudian melihat senjata-senjata dari masa itu, untuk melihat betapa beragamnya bilah pisau yang digunakan untuk tugas yang begitu melelahkan dan mengerikan.

Jenis senjata yang dipakai
Jenis pisau, pedang, dan tombak Viking tertentu mungkin digunakan untuk berbagai bagian ritual elang darah.

Penemuan arkeologi sebelumnya menemukan senjata yang cocok untuk praktik mengerikan itu.

Pisau bermata satu dengan gagang kaku telah ditemukan di pemakaman elit Viking, dan beberapa menyerupai pisau besar yang digunakan dalam otopsi modern.

Pisau semacam itu bisa saja digunakan untuk memotong dan mengupas lapisan kulit dan otot pada bagian pertama ritual elang darah.

Memotong tulang rusuk adalah tugas yang lebih sulit apalagi harus mempertahankan paru-paru agar tetap tidak rusak.

Jika ditebas dengan pedang, jaringan paru-paru kemungkinan besar akan robek atau tertusuk.

Namun tulang rusuk berpotensi dibuka dari tulang belakang dengan ujung tombak kecil berduri dan senjata semacam itu juga telah ditemukan dari pemakaman Viking.

Kendati demikian para arkeolog belum pernah menemukan sisa-sisa manusia yang menunjukkan tanda-tanda pernah mengalami ritual ini.

Tapi dalam sembilan catatan tertulis yang diketahui tentang ritual elang darah, orang-orang yang memerintahkan penyiksaan dan korbannya adalah laki-laki dengan status sosial tinggi, dan kebanyakan dari mereka adalah bangsawan.

Dalam beberapa kasus, teks-teks tersebut menyatakan bahwa ada pejabat yang ditunjuk untuk melakukan tindakan elang darah, mungkin karena tindakan tersebut memerlukan pengetahuan yang sangat khusus tentang anatomi.

"Oleh karena itu, elang darah bukan sekadar penyiksaan: itu memiliki makna," tulis para peneliti dalam penelitian tersebut.

Meskipun membedah tubuh manusia yang hidup dengan cara ini masih mungkin dilakukan, namun tidak mungkin untuk selamat dari penyiksaan seperti itu. Korban kemungkinan besar kehilangan kesadaran pada awal proses karena daging telah dikeluarkan dari punggung mereka.

"Jumlah darah yang hilang dan paru-paru yang kolaps akan membunuh mereka jauh sebelum ritual mengerikan itu selesai," tulis peneliti lagi. **
T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments