- Home
- Serbaserbi
- Jangan Dikonsumsi Lagi, Ini 5 Makanan yang Menurunkan Daya Tahan Tubuh
Jangan Dikonsumsi Lagi, Ini 5 Makanan yang Menurunkan Daya Tahan Tubuh
Administrator Kamis, 12 September 2024 23:23 WIB
KESEHATAN, - Daya tahan tubuh atau dikenal dengan istilah imunitas adalah pertahanan alami tubuh kita terhadap infeksi dan penyakit.
Ketika sistem imun bekerja dengan baik, tubuh mampu melawan berbagai patogen seperti bakteri, virus, dan jamur.
Sebaliknya, ketika sistem imun melemah, tubuh menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Namun, tahukah Anda sistem imun sangat dipengaruhi oleh makanan yang kita konsumsi?
Beberapa jenis makanan punya efek besar dalam memperkuat imun.
Sementara sejumlah makanan justru perlu diwaspadai karena bisa melemahkan sistem imun. Artikel ini memnbatas apa saja makanan yang dapat menurunkan sistem imun dirangkum dari beberapa sumber.
Gula tambahan
Siapa yang tak suka makan makanan manis? Tapi, konsumsi gula tinggi, terutama dari makanan olahan seperti kue, permen, soda, atau minuman berpemanis dapat membuat imun tubuh menurun.
Studi yang terbit dalam jurnal Nutrients tahun 2020 menemukan bahwa konsumsi makanan yang banyak mengandung gula tambahan secara signifikan meningkatkan kadar gula darah.
Kabar buruknya, ketika kadar gula darah meningkat juga meningkatkan produksi protein inflamasi. Inilah yang kemudian membuat imun tubuh turun.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan dampak buruk dari konsumsi gula berlebih.
Sebuah riset yang dipublikasikan dalam The American Journal of the Medical Sciences tahun 2016 menemukan bahwa kadar gula tinggi dapat menghampat respons neutrophil dan fagosit.
Keduanya merupakan jenis sel imun yang membantu melindungi tubuh dari infeksi.
Garam tinggi
Selain gula, makanan yang mengandung garam atau natrium tinggi juga bisa berdampak pada penurunan imun tubuh.
Karena itu, makanan seperti keripik, makanan kaleng, frozen food, dan makanan cepat saji perlu dihindari untuk mencegah daya tahan tubuh lemah.
Penelitian yang terbit tahun 2023 dalam jurnal Respiratory Research membuktikan adanya hubungan antara konsumsi makanan tinggi garam dengan sleep apnea.
Sleep apnea sendiri adalah gangguan tidur yang berupa interupsi napas ketika tidur. Padahal, tidur yang cukup adalah cara untuk menjaga daya tahan tubuh tetap baik.
Studi lain yang dipublikasikan tahun 2022 di jurnal Appetite juga menyoroti dampak buruk konsumsi garam terlalu tinggi. Para peneliti menemukan bahwa konsumsi makanan bernatrium tinggi berkaitan erat dengan peradangan.
Jika terus menerus terjadi, peradangan kronis bisa menjadi faktor risiko dari penyakit kardiovaskular, ginjal, atau kerusakan hati.
Makanan ultra proses
Bukan rahasia lagi, makanan ultra proses punya berbagai efek buruk bagi kesehatan. Tak terkecuali membuat sistem imun menurun.
Makanan ultra proses biasanya mengandung banyak bahan tambahan yang tidak sehat. Zat-zat itu bertujuan untuk meningkatkan rasa, tekstur, atau masa simpan produk.
Sebuah riset yang diterbitkan tahun 2017 dalam jurnal Frontiers in Immunologi menemukan bahwa konsumsi makanan yang mengandung banyak zat aditif tersebut bisa meningkatkan risiko peradangan atau metabolic kronis.
Selain itu, pola makan yang mengandung banyak zat tambahan ini juga membuat kita memiliki risiko lebih besar mengalami obesitas, resistensi insulin, dan peradangan yang berkaitan dengan penurunan kekebalan tubuh.
Gorengan
Gorengan adalah kudapan yang mudah ditemui di setiap sudut jalan. Tapi tahukah Anda, terlalu sering makan makanan yang digoreng bisa membuat imun lemah?
Dua penelitian mengamati hal ini. Keduanya studi tersebut menunjukkan, makanan yang digoreng mengandung banyak molekul yang disebut produk akhir glikasi lanjutan.
Molekul-molekul tersebut terbentuk Ketika gula bereaksi dengan protein atau lemak selama pemasakan dengan suhu tinggi, seperti menggoreng.
Dalam studi yang terbit tahun 2020 di jurnal Nutrients, molekul-molekul tersebut membuat mikrobioma di usus berkurang sehingga dapat meningkatkan peradangan dan melemahkan penghalang usus.
Sedangkan riset yang dipublikasikan tahun 2013 dalam Journal of the American Dietetic Association menemukan, ketika kadar molekul-molekul tersebut terlalu tinggi bisa menyebabkan peradangan dan kerusakan sel.
Semua itu bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Alkohol
Studi yang terbit dalam jurnal Toxicology Reports tahun 2021 menyebut, alkohol dapat mempengaruhi keragaman abkteri baik dalam usus. Selain itu, konsumsi alkohol juga berkaitan dengan berkurangnya fungsi penghalang usus.
Ini artinya, patogen penyebab penyakit dapat dengan mudah melewati usus.
Bukan hanya itu, konsumsi alkohol juga dapat menghambat kemampuan sistem daya tahan tubuh dalam membuat antibodi yang berguna menangkal penyakit. **
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments