Jumat, 22 Nov 2024
  • Home
  • Serbaserbi
  • Jokowi Saja Ketar Ketir Dolar Rp16.200, Sekarang Mau Tembus Rp16.300

Jokowi Saja Ketar Ketir Dolar Rp16.200, Sekarang Mau Tembus Rp16.300

Administrator Sabtu, 08 Juni 2024 08:09 WIB

NASIONAL, BISNIS, - Pelemahan rupiah terus berlanjut sejak pertengahan Mei lalu. Mata uang Garuda, hari ini, Kamis (6/6/2024), terpantau dibuka melemah di level Rp 16.280 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ini pelemahan terdalam sejak empat tahun yang lalu. Padahal, pasar dibayangi berbagai sentimen posotif.

Adapun, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya mengungkapkan terdapat tiga hal yang ditakuti negara-negara di seluruh dunia. Salah satunya berkaitan dengan kurs di mana dolar AS begitu perkasa.

"Begitu kuat dolar AS, hati-hati ada harga yang akan naik. Kalau kuat rupiah, harga barang yang utamanya impor jauh lebih murah. Ini yang ditakuti semua negara, kurs," kata Jokowi dalam pelantikan pimpinan pusat GP Ansor Masa Khidmah 2024-2029 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu (27/5/2024).

"Kemarin kita agak ngeri juga waktu kurs rupiah ke dolar AS melompat di atas Rp16 ribu, Rp16.200. Kita sudah mulai ketar-ketir karena negara lain juga melompat lebih dari itu," lanjutnya.

Menurut Bank Indonesia (BI), rupiah melemah akibat penutupan non-delivery forward rupiah yang melemah tajam di pasar New York.

"Rupiah melemah ditrigger oleh closing NDF IDR di pasar New York yang ditutup melemah cukup tajam sehingga menyebabkan opening pasar spot Rupiah di pasar domestik di pagi hari tadi dibuka dengan melemah yang juga tajam. (Padahal) Hari-hari sebelumnya pergerakan Rupiah relatif stabil terkendali," kata Edi Susianto, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/5/2024).

Dikutip dari Refinitiv, NDF rupiah overnight sampai 1 tahun mengalami penurunan. Bidding NDF rupiah posisi 3 bulan mencapai Rp 16.310 dan harga jual (ask) mencapai Rp 16.374 per dolar AS.

Kemudian, bidding 1 tahun mencapai Rp 16.455 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp 16.533 per dolar AS.

Edi menuturkan faktor yang mendorong NDF melemah tajam antara lain kondisi global yang masih sangat up and down, termasuk kondisi politik di India yang sudah dalam proses Pemilu.

Kendati demikian, BI tetap optimistis nilai tukar rupiah akan kembali menguat terhadap dolar AS pada 2024. Bahkan, pada tahun itu BI memperkirakan nilai tukar rupiah akan kembali bergerak di level Rp 15.000, tepatnya di rentang Rp 15.300-15.700 per dolar AS.

"Kami perkirakan tahun depan kisarannya 15.300-15.700 batas atasnya memang sedikit lebih kuat dari yang disampaikan Bu Menkeu," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (5/6/2024)

Ada empat alasan Perry memperkirakan rupiah akan perkasa. Pertama mengenai suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) yang diperkirakan bisa mulai turun pada akhir tahun ini dan berlanjut pada depan. "Ini bisa memberikan satu kepastian mengenai aliran modal asing masuk," ujar Perry.

Kedua mengenai imbal hasil yang menarik, sehingga investor mau menempatkan modal di dalam negeri. "Ketiga, berkaitan prospek ekonomi kita, baik pertumbuhan dan inflasi," kata Perry. Ekonomi RI diperkirakan masih bisa tumbuh di sekitar 5% pada tahun ini dan 2025, sementara inflasi terjaga rendah di bawah 3%.

"Ke empat tentu komitmen BI jaga stabilitas berkoordinasi dengan pemerintah termasuk berdayakan PP 36 2023 mengenai kewajiban DHE SDA," pungkasnya. cnbc/**
T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments