- Home
- Serbaserbi
- Setelah Dirut, Kini Komisaris Emiten Pengelola Starbucks (MAPB) Mundur
Setelah Dirut, Kini Komisaris Emiten Pengelola Starbucks (MAPB) Mundur
Administrator Jumat, 05 Juli 2024 14:52 WIB
DUNIA, BISNIS, - Emiten pengelola Starbucks PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mengumumkan pengunduran diri komisarisnya di tengah isu boikot yang menerpa produk perseroan.
Melalui keterbukaan informasi BEI, Komisaris Independen MAPB Alok Chandra Misra menyampaikan surat pengunduran diri pada hari Rabu, tanggal 3 Juli 2024. Liryawati, Corporate Secretary MAPB mengatakan, keputusan ini efektif pada 8 Juli 2024.
Ini bukan kali pertama MAPB ditinggal jajaran pimpinannya. Sebelumnya, Anthony Cottan selaku direktur utama juga mengundurkan diri emiten Grup Mitra Adiperkasa (MAP) tersebut.
MAPB telah menerima surat pengunduran diri Cottan dari jabatannya pada 27 Februari 2024. Pengunduran dirinya berlaku efektif sejak tanggal tersebut.
Sebelumnya, Emiten pengelola jaringan ritel PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) buka suara soal dampak boikot terhadap penjualan anak usahanya MAP Boga (MAPB) pada Kuartal 2/2024
Diketahui, PT Map Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) adalah anggota MAP Group yang fokus utamanya pada ritel makanan dan minuman untuk merek internasional, seperti Starbucks, Burger King, Pizza Express, Krispy Kreme, Cold Stone Creamery, Godiva, Genki Sushi, dll.
Dalam hasil Public Expose tahunan MAPI yang tersebar di Keterbukaan Informasi BEI, manajemen menyesalkan atas boikot yang terjadi. Manajemen menekankan bahwa Starbucks di Indonesia adalah perusahaan Indonesia yang menggunakan kopi lokal, mengolahnya di dalam negeri, dan mempekerjakan ribuan karyawan Indonesia.
Selain itu, perusahaan juga mendapat dukungan dari Starbucks untuk membantu petani kopi lokal dan menjalankan berbagai proyek yang didukung oleh perusahaan tersebut.
"Boikot ini tidak seharusnya terjadi karena sangat berdampak pada kami. Penjualan kami turun pada kuartal terakhir dan kemungkinan akan terus turun pada kuartal ini," ujar manajemen MAPI dalam jawabannya di keterbukaan informasi terpisah.
Untuk mengatasi dampak ini, perusahaan telah mengambil beberapa inisiatif pengurangan biaya, termasuk menunda pembukaan gerai baru, menutup beberapa gerai yang tidak menguntungkan, dan memindahkan sebagian sumber daya ke divisi lain seperti divisi teknologi/digital yang memiliki potensi pertumbuhan lebih besar.
"Perusahaan kami adalah perusahaan Indonesia. Boikot ini tidak ada hubungannya dengan Israel atau Amerika. Dengan memboikot Starbucks, dampaknya dirasakan oleh masyarakat Indonesia," tambah manajemen.
Mengacu pada laporan keuangan, MAPB mencatatkan kerugian berjalan yang diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp22,23 miliar pada kuartal 1/2024, atau anjlok 262,85% dari sebelumnya laba Rp13,65 miliar.
Sementara pendapatan MAPB tercatat sebesar Rp787,63 miliar, atau terkontraksi dari tahun sebelumnya Rp956,83 miliar. Adapun beban pokok penjualannya tercatat sebesar Rp237,4 miliar. sc:cnbc/ind/*
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments