- Home
- Serbaserbi
- Tanda Tanya Kenapa Sudah 3 Hari Rupiah Keok, Ada Apa Nih?
Tanda Tanya Kenapa Sudah 3 Hari Rupiah Keok, Ada Apa Nih?
Administrator Kamis, 11 Mei 2023 11:36 WIB
NASIONAL, BISNIS, - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Rabu menurun menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS). Artinya, mata uang Garuda tersebut sudah tiga hari berturut-turut keok melawan kedigdayaan dolar AS.
Rupiah pada Rabu pagi melemah 15 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp14.757 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.742 per USD.
"Menjelang rilis data inflasi AS yang diperkirakan belum akan turun secara signifikan, mayoritas mata uang global melemah terhadap dolar AS," kata analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri, Rabu, 10 Mei 2023.
Dolar AS perkasa
Reny mengatakan indeks dolar AS (DXY) masih relatif stabil level 101, meskipun dua hari terakhir dolar AS masih cenderung menguat terhadap major currencies seiring dengan membaiknya data-data ekonomi AS.
Indeks dolar AS adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Penguatan dolar AS juga berlanjut setelah data sektor tenaga kerja AS menunjukkan perkembangan yang positif. Penambahan pekerjaan Non-Farm Payrolls dirilis di atas ekspektasi menjadi sebesar 253 ribu dan tingkat pengangguran AS turun menjadi 3,4 persen.
Pengaruh suku bunga
Bank sentral AS atau The Fed juga masih memberikan indikasi belum akan menurunkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat. Menurut Reny, tren peningkatan suku bunga global masih berlanjut meskipun Fed rate sudah mencapai terminal ratenya sebesar 5,25 persen tahun ini.
Selain itu, Bank Sentral Eropa juga menaikkan suku bunga ECB rate sesuai perkiraan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen pekan lalu sejalan dengan inflasinya yang kembali naik sebesar tujuh persen pada April 2023 dari perkiraan dan posisi Maret 2023 sebesar 6,9 persen.
Pada pekan ini, akan ada pertemuan Bank of England yang diperkirakan juga masih akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.
Cadangan devisa merosot
Sementara dari domestik, setelah rilis inflasi yang tetap terkendali sebesar 0,33 persen (month on month) pada April 2023, pelaku pasar merespons data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 yang tetap tumbuh solid sebesar 5,03 persen (yoy) di atas perkiraan pasar yang sebesar 4,97 persen (yoy).
Selain itu, cadangan devisa yang dirilis Bank Indonesia menunjukkan penurunan sebesar USD1 miliar. Meskipun demikian, cadangan devisa tersebut masih dalam posisi yang memadai.
Reny memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih bergerak di kisaran Rp14.690 per USD hingga Rp14.785 per USD dalam jangka pendek.
Kemarin, rupiah ditutup turun 31 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp14.742 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.711 per USD.
sc:news Medcom.id*