Selasa, 17 Sep 2024
  • Home
  • Serbaserbi
  • Terkait MoU PT PHR dan PT KIP RU II Dumai, Pemerhati Energi Riau Sebut Langkah Tepat dan Strategis Wujudkan Ketahanan Energi Nasional

Terkait MoU PT PHR dan PT KIP RU II Dumai, Pemerhati Energi Riau Sebut Langkah Tepat dan Strategis Wujudkan Ketahanan Energi Nasional

antaranusa123 Senin, 11 Juli 2022 12:06 WIB

Bambang Irawan ST

PEKANBARU-Penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara  PT Pertamina Hulu Rokan (PT PHR) dan  PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit II Dumai yang dilakukan awal bulan ini diapresiasi sejumlah kalangan tidak terkecuali pemerhati energi Riau.

     Menurut pemerhati energi Riau Bambang Irawan ST, dalam mengelola wilayah kerja (WK) atau  blok  tidak sebatas mengandalkan kemajuan teknologi. Namun faktor non teknis juga mempengaruhi hasil akhir produksi.

   "Memang teknologi menjadi penyumbang utama dalam meningkatkan produksi. Namun lainnya atau non teknis juga tidak bisa diabaikan," ingat Bambang Irawan ST saat bincang-bincang dengan media ini, Sabtu  (9/7).

     Lebih lanjut alumni salah satu perguruan tinggi terkemuka di Yogyakarta ini menjelaskan bahwa faktor non teknis itu diantaranya, koordinasi yang berjungnya terciptganya sinergisitas.

     "Apalagi MoU itu melibatkan sektor  hulu dan hilir pada industri Minyak dan Gas (Migas), karena antara satu dengan lainnya saling bersingungan. Ya, bisa dikatakan notakesepakatan itu sagat strategis bagi ketahanan energi nasional," jelasnya.

   Ini, sambung Bambang Irawan, mengingat kontribusi Blok Rokan bagi Indonesia terbilang tinggi.

   "Dari data yang ada Blok Rokan menyumbang 24 persen  dari total produksi minyak Indonesia. Selain berkontribusi dalam menyumbangkan devisa kepada Negara, juga memberikan multiplier effect luar biasa bagi ekonomi nasional terlebih Riau," tambahnhya.

    Bambang Irawan pun berpendapat salah satu keuntungan dari alih kelola Blok Rokan dari PT CPI   ke PT PHR yakni memudahkan koordinasi dan sinergisitas.

    "Karena kita orang luar tentu tidak tahu seberapa jauh koordinasi dan sinersitas antara operator sebelum PT PHR dengan PT KPI RU II Dumai sebagai pelaku hulu dan hilir pada industry Migas.

   "Kalau sekarang kita asumsi gampangnya karena sama-sama anak perusahaan PT Pertamina (Persero) tentu mudah melakukan koordinasi dan sebagainya tanpa melalui birokrasi serta lainnya, ini asumsi saja," terangnya.

     Seperti diberitakan sebelumnya, sejarah baru dalam industri Minyak dan Gas (Migas) tanah air terlebih Riau terjadi, Senin (4/7), ini terkait  penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara  PT Pertamina Hulu Rokan (PT PHR) dan  PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit II Dumai menyusul pelaksanakan penelitian bersama dalam rangka penyusunan studi kelayakan rencana kerja sama penggunaan fasilitas pelabuhan Dumai (Oil Wharf) dan tangki minyak kapasitas 600MB oleh Refinery Unit II Dumai.

     Catatan media ini, hal iru  merupakan kesepakatan strategis kali pertama paska alih kelola Blok Rokan, 9 Agustus 2021 lalu dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT PHR. Menariknya, dua perusahaan itu merupakan anak perusahaan dari PT (Persero) Pertamina. Tak itu saja, ini merupakan kolabarasi antara industri hilir dan industri hulu pada sektor Migas.

          Kesepakatan kerja sama PT PHR dan RU II Dumai yang ditandatangani oleh Vice President Operations & Maintenance PT PHR Nurhasan dan General Manager RU II Dumai Permono Avianto diadakan pada Senin (4/7) di Hotel Premiere Pekanbaru. Hadir pada acara ini pj SVP Integration Infrastructure & Optimization Pertamina Persero Eko Ricky Susanto.

     Dalam sambutannya Eko Ricky Susanto mengatakan bahwa sinergi pemanfaatan infrastruktur ini merupakan suatu hal yang luar biasa bagi Pertamina Group. "Sesuai dengan arahan Direksi, Pertamina selalu berusaha meningkatkan revenue, mencari peluang baru dan optimalisasi biaya. Salah satunya dengan pelaksanaan sinergi infrastruktur antar Subholding," jelas Eko Ricky Susanto.

    VP Operation & Maintenance Nurhasan mengatakan bahwa PT PHR sangat mendukung sinergi ini. Kerja sama di berbagai bidang perlu ditempuh dengan saling bersinergi dan melengkapi agar tercapai hasil yang optimal bagi negara. Mengingat sinergi ini baru pertama kali diadakan di PHR, maka diperlukan penelitian bersama berupa penyusunan studi kelayakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sebagai bahan pertimbangan fasilitas pelabuhan Dumai dan tangki dapat digunakan oleh Refinery Unit II Dumai. (yon)

 

 

T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments