"Daya tampung gudang penyimpanan garam milik PT Garam hanya 445.650 ton, sedang hasil produksi garam petani mencapai 454.500 ton," kata Kasi Gudang Pegaraman II PT Garam Madura, Gatot Setiawan di Pamekasan, Madura, Jumat (10/1/2020).

Selain itu, kata Gatot, PT Garam juga melakukan penyerapan garam rakyat sebanyak 152.804 ton. Sehingga jumlah total stok garam mencapai 607.304 ton.

"Sebanyak 161.665 ton garam tidak tertampung di gudang penyimpanan garam," kata Gatot.

PT Garam terpaksa menggunakan gudang terbuka (Gudang Olo) untuk menampung stok garam. Hanya saja, gudang tersebut hanya bisa digunakan dalam batas waktu satu tahun.

Gatot mengatakan banyaknya stok garam hasil produksi 2019 tidak terserap akibat harga sangat rendah. Saat ini harga garam hanya dalam kisaran Rp200 per kilogram.

"PT Garam memilih untuk menangguhkan penjualan dan menunggu hingga harga jual garam kembali normal," kata Gatot.

Sementara anggota Komisi VI DPR RI, Achmad Baidowi menjelaskan anjloknya harga garam kali ini, akibat impor. Menurutnya perlu ada revisi dari ketentuan yang mengatur tentang perlindungan pemberdayaan nelayan, budi daya ikan dan petambak garam untuk mengendalikan impor garam.

"Ini perlu, agar harga jual garam rakyat nantinya tetap berpihak kepada kepentingan petani garam," kata Awiek sapaan akrab Achmad Baidowi saat berkunjung ke gudang penyimpanan garam di perusahaan milik negara, Kamis (9/1/2020). (iN/net/*).