Jumat, 20 Sep 2024
  • Home
  • antaranusa
  • Dirjen Migas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto Sebut Avtur mahal karena Luas-nya Wilayah Indonesia?

Dirjen Migas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto Sebut Avtur mahal karena Luas-nya Wilayah Indonesia?

Senin, 21 Januari 2019 07:12 WIB
Dibalik mahalnya avtur untuk penerbangan


NASIONAL, - Beberapa pekan terakhir khalayak ramai membicarakan mahalnya biaya transportasi untuk udara. 

Lebih utama lagi adalah melambungnya harga tersebut mayoritas terjadi pada lalu lintas penerbangan rute domestik. Berbagai penyebab tingginya biaya jalur transportasi udara coba diuraikan. 

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai beberapa waktu lalu maskapai penerbangan terlalu besar menaikkan harga tiket pesawat, besarannya mencapai 85 persen dari harga normal.

Asosiasi Perusahaan Penerbangan Indonesia (Inaca) sempat menguraikan,  salah satu alasan yang menjadi mahalnya tiket pesawat adalah tingginya harga bahan bakar yang menjadi operasional utama. 

Dengan avtur sebagai bahan bakar utama pesawat dan menjadi biaya terbesar dalam operasional utama sehari-hari, sulit melihat harga turun drastis apabila harga avtur masih dinilai sebagai penyebab utama naiknya biaya terbang. 

Lalu lantas apa yang menjadikan avtur begitu mahal untuk operasional pesawat? 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto sempat mengungkapkan bahwa penyebab kenaikan harga bahan bakar pesawat jenis Avtur adalah karena luasnya wilayah Indonesia.

"Ini masih perkiraan saya saja ya, kalau saya taksir penyebab utamanya adalah luasnya wilayah Indonesia dan terdiri dari ribuan pulau," katanya. 

Djoko menjelaskan Indonesia yang berbentuk negara kepulauan menjadikan transportasi udara menjadi hal paling wajar untuk digunakan menjangkau antarwilayah.

Oleh karena itu, pemakaian Avtur akan menjadi lebih banyak, sebab menggunakan jalur darat dan laut untuk menghubungkan antarpulau masih belum memungkinkan serta dinilai kuranf efisien. 

"Apalagi, untuk pengiriman logistik di pulau terpencil, pesawat perintis masih menjadi pilihan utama, sehingga rute penerbangan pendek antarpulau masih jamak dilakukan," katanya.

Banyaknya rute penerbangan antarpulau tersebut, lanjut Djoko, membuat konsumsi Avtur menjadi lebih banyak dibandingkan negara lain, sehingga harganya besar kemungkinan menjadi naik dan apalagi ketersediannya juga berkurang.

"Kalau dibandingkan negara Singapura yang kecil, kan pasti konsumsi Avturnya lebih banyak di Indonesia, wajar saja prediksi penyebab naiknya harga karena faktor geografis," kata Djoko. (ant/*).
T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments