- Home
- antaranusa
- Masih ingat Arya Anak 10 Tahun Berbadan 192Kg Kini Turun 110Kg
Masih ingat Arya Anak 10 Tahun Berbadan 192Kg Kini Turun 110Kg
Sabtu, 25 Januari 2020 22:05 WIB
NASIONAL, - Pertengahan tahun 2016, Arya Permana bocah berusia 10 tahun asal Karawang menjadi sorotan media dan dijuluki sebagai anak berbadan paling besar di dunia. Kala itu berat badan Arya mencapai 192 kilogram
Dilansir dari BBC Indonesia, Rokayah bercerita anak keduanya, Arya Permana lahir normal seperti bayi pada umumnya pada 15 Februari 2006.
Namun saat usia 5 tahun, Arya mulai suka makan. Saat usianya delapan tahun, berat badan Arya bertambah dengan drastis.
Berat badan Arya mencapai 192 kilogram hingga ia tidak bisa pergi sekolah yang jaraknya hanya 30 meter dari rumahnya. Arya mengaku sesak nafas jika berjalan.
Akhirnya Arya menghabiskan sepanjang waktu di rumah.
Rokayah bercerita berat badan anaknya bertambah karena asupan makanan yang berlebihan.
"Kalau dulu makannya banyak, dua piring, sampai lima kali makan sehari", kata Rokayah, Juli 2016 lalu.
"Mie dua mangkok, bakso dua mangkok, beli bubur dua mangkok. Tidak ada yang semangkok, dia mah kalau makan....Kalau gak dibuatkan dia marah, nangis-nangis, ibu gak tega dia marah."
Rokayah mengaku sering menangis saat Arya bertanya apakah ia bisa jalan kaki lagi ke sekolah.
"Saya sedih anak bilang gitu, suka nangis kalau (dia) bicara gitu, gak bicara begitu juga ibu suka nangis."
Walaupun tak bisa pergi ke sekolah, guru Arya di SD Cipurwasari datang 3 minggu sekali untuk mengajari Arya di rumah.
"Sebenarnya Arya itu prestasinya bagus, dari kelas 1 sampai kelas 2 SD dia peringkat satu terus. Makanya, kita inisiatif guru yang datang ke sini," kata kepala sekolah, Mustopa.
Diet dan operasi penyempitan lambung
Karena berat badannya terus bertambah, Arya mulai mengurangi makan sesuai anjuran dokter puskesmas.
Setelah sebulan diet dna ikut puasa, berat badan Arya turun dari 192 kilogram menjadi 188 kilogram
"Pola makan diubah. Makan tidak boleh di atas jam 6 sore, terus kurangi makan mie instan, air dingin. Mudah-mudahan setahun bisa turun 20 sampai 30 kilogram," kata Bubun Bunyamin, dokter puskesmas yang rutin mengecek kesehatannya setiap pekan.
April 2017. Arya menjalani operasi penyempitan lambung di RS OMNI Alam Sutera. Lambung disisakan 50 persen dari ukuran semula sehingga Arya gampang kenyang.
Saat menjalani diet, Arya mengurangi porsi makan dan minuman manis. Sebelumnya dia bisa menghabiskan 20 gelas minuman buah sehari semalam.
Selain itu, Arya mengurangi porsi makan. Dalam makan tiga kali sehari, Arya sudah kenyang hanya dengan empat sampai lima suap. Dia juga mengonsumsi susu protein sesuai arahan dokter.
Padahal dulu Arya kerap makan 3-4 bungkus mie instan dalam sehari atau meyantap tiga sampai empat porsi orang dewasa.
Pada Juli 2018, bobot Arya Permana turun hingga 91 kilogram menjadi 101 kilogram.
Ia juga harus menjalani operasi di RSHS untuk menghilangkan glambir di tubuhnya setelah berat badannya turun drastis.
Olahraga dibantu binaragawan Ade Rai
Sejak pertengahan 2016, binaragawan Ade Rai membantu Arya untuk menurunkan berat badannya.
Saat itu Ade Rai menemui Arya di Rumah Sakit Hasan Sadikin dan berpesan agar singgah ke ruang olahraganya jika main ke daerah Bandung.
Selepas dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Arya pun mencoba datang untuk berolahraga. Ia mengaku dituntun oleh Ade Rai menggunakan sejumlah alat kebugaran.
"(Pertama-tama) diajarin yang ringan-ringan. Angkat kabel, push up di tembok," ucap Arya.
Arya mengaku menjalani tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Ia hanya mengingat pesan Ade Rai yang ada di benaknya.
"Kata om Ade, kalau olahraga jangan dijadikan paksaan," ungkapnya.
Selama diet ia mengurangi konsumsi makanan yang mengandung minyak dan gula. Ia juga mengaku sama sekali tidak mengonsumsi obat-obatan diet atau apapun, bahkan puasa makan.
Berat badan 83 kilogram
Saat ini Arya sekolah di SMP Neger 2 Pangkalan, Kabupaten Karawang. Di sekolah, Arya bergabung dengan ekstra kurikuler basket. Ia rutin berlatih setiap hari Senin, Rabu, dan Juamt.
Selain basket, Arya juga menyukai olahraga sepakbola dan renang.
Rokayah pun bersyukur dengan kondisi putranya saat ini semakin membik.
"Alhamdulillah dari dulu kesulitan jalan dan mengeluh sesak, sekarang sehat bisa beraktivitas seperti biasa," katanya.
Rokayah mengatakan Arya rencananya akan menjalani operasi kembali untuk menghilangkan lemak (gelambir) di dada.
Hanya saja, ia belum mengetahui kapan waktunya.
"Nunggu kesiapan anaknya dan kabar dari dokter yang menangani," kata Rokayah.
Sementara itu Ade Rai, binaragawan yang membantu Arya mengatakan kondisi Arya yang membaik karena pola perilaku Arya yang berubah, keluarga, dan dukunga medis.
"Saya sekedar memotivasi saja sebagai bagian dari orang-orang yang peduli akan perilaku sehat. Terutama bicara dalam ikut berkontribusi mengurangi angka kelebihan berat badan yang selama ini menjadi kontributor penyakit kronis dan prematur kematian," kata Ade Rai.
Cerita Arya menurut Ade adalah pelajaran bagi masyarakat Indonesia agar anak-anak Indonesia memiliki keluarga yang mampu mempengaruhi secara positif.
"Berat badan Arya turun hampir 110 kg. Itu sangat menakjubkan," kata Ade Rai saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/01/2020).
Ade Rai menyebut, dirinya hanya berperan sebagai support system untuk Arya.
"Sebenarnya saya dan keluarga Arya itu support system. Kita bersama-sama mendukung Arya supaya ia mempunyai pola hidup yang lebih baik dari sebelumnya," ujarnya. (*).
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments