- Home
- antaranusa
- Melihat ada Cawapres Kalah Lincah dalam Debat 1, Moeldoko: Cawapres Seharusnya tak 'Tenggelamkan' Capres
Melihat ada Cawapres Kalah Lincah dalam Debat 1, Moeldoko: Cawapres Seharusnya tak 'Tenggelamkan' Capres
Senin, 21 Januari 2019 14:25 WIB
Sikap Cawapres Ma'ruf Amin yang irit bicara saat debat merupakan hal wajar.
NASIONAL, POLITIK, - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi/Ma'ruf, Moeldoko, menjelaskan evaluasi debat perdana pada Kamis (17/1). Moeldoko menjelaskan sikap Cawapres Ma'ruf Amin yang irit bicara saat debat merupakan hal wajar.
Menurut dia, posisi cawapres memang sudah seharusnya tidak banyak bicara sehingga tidak "menenggelamkan" capresnya. "Beliau sebagai cawapres berposisi yang pas bahwa memberikan porsi sebesar-besarnya kepada (calon) presiden. Saya pikir di situ bermain porsi, bermain bagaimana menjaga keseimbangan," jelas mantan Panglima TNI itu usai menjadi pembicara diskusi di acara Indonesia Millennial Summit 2019 di Hotel Kempinski Grand Indonesia Jakarta, Sabtu (19/1).
Di sisi lain, Moeldoko mengapresiasi keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk tidak lagi memberikan bocoran kisi-kisi pertanyaan debat kepada peserta Pilpres 2019. "Ya, lebih bagus, (jadi) lebih lepas saja bicara. Toh, semuanya punya pengalaman mengelola negara dengan baik, khususnya Pak Jokowi, ya. Bagi saya sih oke-oke saja," kata Moeldoko.
Sementara itu, KPU RI telah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan debat perdana capres dan cawapres. Hasil evaluasi tersebut, KPU menilai pelaksanaan debat perdana belum memuaskan, seperti kritikan dari sejumlah masyarakat.
KPU menilai kekurangan debat perdana tersebut, antara lain, disebabkan oleh kebijakan pemberian bocoran kisi-kisi pertanyaan kepada masing-masing pasangan calon peserta pilpres. Karena itu, KPU memutuskan untuk tidak lagi memberikan bocoran pertanyaan pada pelaksanaan debat berikutnya.
Anggota KPU RI Wahyu Setiawan mengatakan bahwa kebijakan tersebut diambil sebagai bentuk evaluasi KPU terhadap pelaksanaan debat perdana pada hari Kamis (17/1) yang dinilai tidak memuaskan harapan publik. "Salah satu yang dievaluasi adalah terkait dengan isu pemberitahuan abstraksi kisi-kisi soal kepada kandidat," kata Wahyu dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Sabtu.
KPU RI berupaya mengartikulasikan harapan publik sehingga untuk debat berikutnya abstraksi soal yang dibuat panelis tidak diberitahukan kepada kandidat. Dengan ditiadakannya pemberian bocoran kisi-kisi pertanyaan tersebut, Wahyu berharap pelaksanaan debat pilpres dapat berjalan lebih baik dari debat perdana.
Debat pertama capres dan cawapres dengan tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme, menurut dia, tampaknya belum sepenuhnya memenuhi harapan publik. "Sebagai pelayan publik dalam bidang kepemiluan, KPU terbuka terhadap kritik dan saran dari masyarakat," ujarnya.
Sumber : Antara
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments