- Home
- antaranusa
- Ribuan Demonstran Pro-Uyghur Shalat di Depan Kedubes Cina
Ribuan Demonstran Pro-Uyghur Shalat di Depan Kedubes Cina
Jumat, 21 Desember 2018 17:44 WIB
Demonstran menentang penindasan otoritas Cina terhadap minoritas Uighur.
DUNIA, - Ribuan demonstran dukung Uighur melaksanakan ibadah shalat ashar berjamaah di depan Gedung Kedubes Republik Rakyat Cina (RRC) di Jalan Mega Kuningan No 2. Kuningan , Jakarta Selatan, Jumat, (21/12).
Massa aksi berwudhu dengan menggunakan persediaan air minum mereka. Mereka saling membantu satu sama lain untuk mengucurkan air dari botol-botol air mineral saat berwudhu.
Ustaz Bachtiar Natsir menjadi imam untuk shalat ashar berjamaah tersebut. Para jamaah berbaris di sepanjang Jalan Mega Kuningan No 2. Kuningan , Jakarta Selatan tepat menghadap Gedung Kedubes RRC.
Ibadah shalat ashar yang diimami Bachtiar Natsir berlangsung tertib meski menggunakan pengeras suara seadanya (Toa). Setiap mengucapkan takbir dan tahmid Bachtiar mendekatkan pengeras suara ke mulutnya agar dapat didengar oleh para jamaah.
Shalat ditutup dengan doa, aksi kembali dilanjutkan usai shalat ashar berjamaah. Beberapa orator kembali menyampaikan orasinya. Massa aksi kembali berkumpul mendengarkan orasi. Aksi solidaritas untuk umat Islam di Uighur sudah berlangsung sejak pukul 13.00 WIB usai melaksanakan ibadah shalat Jum'at.
Massa aksi duduk bersila memenuhi ruas Jalan Mega Kuningan, Setia Budi, Jakarta Selatan yang berada tepat di gedung Kedubes RRC. Sambil mendengarkan para tokoh yang berorasi di atas mobil komando, teriakan "Allahuakbar" terdengar di sela-sela orasi.
Sementara itu, sejumlah massa yang tergabung dalam Gerakan Solidaritas Muslim menggelar aksi unjuk rasa di depan halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (21/12). Aksi ini dilakukan untuk menyuarakan kecaman terhadap kekerasan yang dialami etnis Muslim Uighur di Xianjiang, Tiongkok.
Jubir Gerakan Solidaritas Muslim Trisna Adi mengatakan krisis kemanusiaan yang dialami Muslim Uighur sudah menyebar luas sejak lama. Pemerintah Cina disinyalir melakukan pembersihan etnis dan ideologi kepada etnis Uighur yang beragama Islam. Pembersihan etnis dan ideologi ini dilakukan dengan kekerasan.
Menurut Trisna hal ini bertentangan dengan hak asasi manusia (HAM). Apalagi Muslim Uighur merupakan penduduk asli Xinjiang yang seharusnya memiliki kebebasan.
"Pembersihan ideologi dilakukan dengan pengekangan hak beragama. Dampak dari pengekangan tersebut sangat dirasakan oleh umat muslim suku Uighur," kata Trisna di sela-sela aksi.
Ia mengatakan, Pemerintah Cina berdalih hal tersebut dilakukan sebagai upaya menanggulangi terorisme dan mengembalikan budaya asli penduduk di sana. Para Muslim Uighur ditahan di kamp milik pemerintah Republik Rakyat Cina.
Upaya ini, jelasnya, dilakukan sebagai bentuk pembersihan etnis yang
terencana Pemerintah Republik Rakyat Cina. Oleh karenanya sebagai sesama suadara Muslim pihaknya mengecam tragedi kemanusiaan yang terjadi di Uighur.
"Kami dari Gerakan Solidaritas Muslim mengecam tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Republik Rakyat Cina kepada masyarakat Uighur di Xinjiang. Kami juga menuntut pemerintah Republik Rakyat Cina untuk menghentikan tindakan kekerasan terhadap masyarakat Uighur," tuturnya.
Demonstran mendesak pemerintah Republik Indonesia untuk terlibat aktif dan peduli atas kondisi yang menimpa masyarakat Uighur. Pemerintah Indonesia bisa berdiplomasi untuk membantu korban Muslim Uighur agar bisa kembali mendapat haknya
"Kami mendesak kepada OKI dan PBB untuk melakukan tindakan nyata sesuai ketentuan Internasional demi melaksanakan ketertiban dunia atas nama hak asasi manusia," ujarnya, dilansir republika.
Ia juga mengimbau agar masyarakat internasional untuk membantu dan mendukung masyarakat Uighur. Bantuan ini dapat diberikan baik berupa materil maupun nonmateriil.
Ia menyebutkan dalam aksi kali ini melibatkan ribuan orang dari seluruh Jawa Barat. Dalam aksinya mereka membawa bertuliskan kalimat tauhid dan spanduk bertuliskan kecaman pada Pemerintah Cina. (*).
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments