- Home
- antaranusa
- Tanggapi Kritik Aksi Blokir Jurdil2019 Di WAG, Alumni Unpad: Statistika Bukan IT!
Tanggapi Kritik Aksi Blokir Jurdil2019 Di WAG, Alumni Unpad: Statistika Bukan IT!
Selasa, 23 April 2019 14:46 WIB
NASIONAL, POLITIK, - Situs Jurdil2019.org memberikan informasi pembanding hasil real count perolehan suara sementara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Awalnya, informasi real count bisa diakses via jurdil2019.org; kawalpemilu.org; dan pemilu2019.kpu.go.id. Sampai terakhir hanya jurdil2019.org yang telah diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi atas permintaan Bawaslu.
"Pemblokiran situs ini memunculkan kekecewaan publik, termasuk saya. Berbagai kritik dan komentar publik dilontarkan di berbagai media, termasuk medsos," tutur alumnus Statistika Universitas Padjajaran dan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, Iwan DG melalui pesan tertulisnya, Senin (22/4).
Salah satu yang jadi perhatiannya sebuah tulisan yang beredar di WhatsApp Grup (WAG). Tulisan tanpa judul itu ditujukan kepada Menkominfo, Rudiantara.
"Esensi dari tulisan itu menurut saya bermaksud menunjukkan bahwa aksi blokir Kemkominfo tidak efektif karena publik bisa mengakses kembali situs yang diblokir via aplikasi VPN Free. Saya juga sudah melakukannya, dan berhasil," jelasnya.
Masih terkait tulisan dalam WAG itu, lanjut Iwan, ada kalimat atau alinea yang dinilainya menarik yaitu: "Situs jurdil2019.org adalah situs yang dibuat oleh alumni ITB angkatan 1973, Udeh pasti lah para junior ITB yang cinta kepada kebenaran keadilan dan kejujuran mensupport para seniornye di ITB. sementara bapak anak statistik lulusan UNPAD, nah yang ente lawan ini anak-anak ITB yang pakar akan infrastruktur IT Pak."
Ia berpendapat, penulis dalam tulisan itu terlalu emosional sehingga terkesan memberi peringkat yang berbeda, seolah merendahkan salah satu dari dua alumni disiplin ilmu yang berbeda.
"Statistika bukan Information Technology," tegas Iwan.
Sementara untuk diketahui anggota WAG itu juga ada alumni IT, alumni Statistika Unpad seperti dirinya, dan alumni lain dari disiplin ilmu yang lain.
"Alangkah bijaknya jika di WAG yang heterogen dihindari kata atau kalimat atau komentar seperti itu. Maaf, ini hanya pendapat saya yang belum tentu dan tidak harus sama dengan pendapat orang lain," pintanya.
Ia pun dan mungkin banyak orang menyadari Ajang Pilpres 2019 telah membelah masyarakat yang menginginkan terjadi perubahan dan mempertahankan status quo pemerintahan di negeri ini.
"Tetapi tentunya sangat diharapkan terjadi soliditas yang kuat dalam WAG masyarakat yang menginginkan perubahan, disundakeun; WAG Pendukung Prabowo-Sandi," tutup Iwan. (rmol/net/*).
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments