Jumat, 22 Nov 2024
  • Home
  • internasional
  • Pemerintah China Respons Serangan AS dan Inggris Terhadap Houthi di Yaman

Pemerintah China Respons Serangan AS dan Inggris Terhadap Houthi di Yaman

Administrator Sabtu, 13 Januari 2024 09:32 WIB

DUNIA, BEIJING -- Pemerintah China merespons serangan Amerika Serikat (AS) dan Inggris ke kelompok Houthi di Yaman dengan menyebut bahwa Laut Merah membutuhkan stabilitas. Sehingga, menurut Beijing, pihak-pihak terkait seharusnya bisa menahan diri.

"China menyerukan kepada pihak-pihak terkait untuk memainkan peran konstruktif dan bertanggung jawab dalam menjaga Laut Merah tetap damai dan stabil, demi kepentingan bersama komunitas internasional," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Jumat (12/1/2024).

AS dan Inggris melancarkan serangan terhadap beberapa kota di Yaman yang dianggap berafiliasi dengan kelompok Houthi pada Jumat (12/1/2024) pagi. Serangan itu dilakukan sebagai respons terhadap Kelompok Houthi di Yaman yang menargetkan kapal sipil yang menuju Israel di Laut Merah

"China prihatin dengan meningkatnya ketegangan di Laut Merah dan menyerukan pihak-pihak terkait untuk bersikap tenang dan menahan diri untuk mencegah eskalasi konflik. Laut Merah merupakan jalur penting bagi distribusi barang dan energi global," tambah Mao Ning.

Mao Ning menyebut China juga meyakini pentingnya untuk memastikan keamanan jalur laut internasional. "Kami tidak ingin ketegangan di Laut Merah meningkat karena hal itu tidak akan berdampak baik bagi perekonomian dan perdagangan dunia," ungkap Mao Ning.

Saat ini, menurut Mao Ning, hal terpenting yang dilakukan adalah meredakan situasi di Laut Merah dan menjaga jalur pelayaran internasional tetap aman. "Kami siap bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meredakan situasi dan menjaga jalur pelayaran internasional tetap aman," kata Mao Ning.
 
Sejumlah pesawat tempur AS dan Inggris melancarkan serangan udara ke ibu kota Yaman, Sana'a, serta wilayah gubernuran Al Hudaydah, Sa'ada, dan Dhamar.  Gempuran AS dan Inggris menerjang beberapa lokasi penting Houthi seperti Pangkalan Udara Al Dailami di Ibu Kota Sana'a, kawasan Bandara Internasional Hodeidah, markas militer di Saada, kawasan Bandara Internasional Taiz dan sekitarnya di selatan Yaman, hingga bandara di kota Abs.

Kelompok Houthi menguasai sebagian besar Yaman, termasuk menduduki Ibu Kota Sana'a sejak 2014 ketika perang sipil pecah di negara itu. Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi gempuran AS-Inggris ke Yaman merupakan ultimatum atas serangan Houthi di Laut Merah. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak juga menyebut pasukan militernya berhasil menggempur sejumlah target Houthi di Yaman.

Serangan AS dan Inggris itu terjadi beberapa jam setelah pemimpin kelompok Houthi di Yaman, Abdul-Malik al-Houthi, memperingatkan bahwa siapa pun yang menyerang negaranya akan menghadapi konsekuensi serius. Atas serangan itu, pasukan Yaman bersiap untuk menyerang kapal-kapal Amerika Serikat dan Inggris di Laut Merah.

"Angkatan bersenjata Yaman akan membalas dengan serangan yang lebih keras terhadap kapal-kapal Amerika Serikat dan Inggris di Laut Merah, yang dapat memicu perang sengit di Laut Merah dan menargetkan basis dan pangkalan-pangkalan militer Amerika dan Inggris … dan apa yang akan terjadi bakal lebih dahsyat lagi," kata pemimpin Houthi Ali al-Qahoum.

Houthi sudah melancarkan 27 serangan terhadap pelayaran internasional sejak 19 November 2023. Mereka membidik kapal-kapal di selatan Laut Merah dan memperingatkan akan menyerang semua kapal yang menuju Israel.

Mereka juga mengatakan serangan itu dimaksudkan sebagai dukungan kepada rakyat Palestina yang menghadapi "agresi dan pengepungan" Israel di Gaza. Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk mengirimkan minyak dan bahan bakar.

Bulan lalu, AS dan 12 negara sekutu mengeluarkan pernyataan bersama berisikan ultimatum bagi Houthi soal potensi serangan balasan imbas sabotase dan provokasinya di Laut Merah belakangan ini. **

T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments