Senin, 25 Nov 2024

Di Malaysia tidak LGBT dan Yahudi

Kamis, 07 Maret 2019 07:16 WIB

DUNIA, - Menteri Pariwisata Datuk Mohammaddin bin Ketapi mengatakan hari Selasa (5/23) di Berlin, di Malaysia tidak ada warga LGBT. Malaysia dikiritik karena isu diskriminasi LGBT dan Yahudi di negaranya 

Menteri Pariwisata Datuk Mohammaddin bin Ketapi menjelang pembukaan pameran pariwisata terbesar di dunia, ITB Berlin hari Selasa (05/03), ditanya jurnalis apakah negara itu aman bagi wisatawan dari kelompok LGBT dan kaum Yahudi.

Setelah awalnya menghindari pertanyaan, dia ditanyai lagi apakah kaum gay diterima di Malaysia dan dia menjawab: "Saya kira kita tidak memiliki hal-hal seperti itu di negara kita."

Malaysia tahun ini menjadi negara fokus di ITB Berlin yang berlangsung dari 6-10 Maret 2019 dan merupakan pameran pariwisata internasional terbesar dunia. Malaysia memasang target 30 juta kunjungan wisatawan untuk tahun 2019.

Pada acara penyambutan ITB Berlin 2019, Malaysia menggelar kampanye pariwisata yang mengetengahkan keindahan alam, keragaman budaya dan keramahan warga terhadap pendatang.

Situasi HAM jadi sorotan

Namun situasi HAM di negara itu jadi sorotan dan kritik. Termasuk dari politisi Jerman Volker Beck, yang mengatakan bahwa pemerintah Malaysia memiliki kebijakan diskriminatif terhadap kelompok homoseksual dan warga Yahudi.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pernah mengatakan, homoseksualitas adalah bagian dari "nilai-nilai Barat" dan menambahkan: "Jangan memaksakan itu pada kita."

Bulan Januari, pemerintah Malaysia menyatakan tidak akan mengizinkan delegasi Israel mengikuti acara olahraga atau acara lainnya di Malaysia, sebagai tanggapan atas "penindasan terus menerus Israel terhadap rakyat Palestina."

Pariwisata Turki, Mesir dan Tunisia bangkit lagi

Norbert Fiebig, presiden asosiasi pariwisata Jerman DRV mengatakan, setelah beberapa tahun mengalami penurunan, pariwisata Turki kini bangkit lagi. Kudeta yang gagal pada tahun 2016 dan aksi pembersihan serta gelombang penangkapan setelahnya yang dilakukan Presiden Recep Tayyip Erdogan, sempat membuat jutaan wisatawan membatalkan kunjungan ke Turki.

Menurut data dari Asosiasi Agen Perjalanan Turki TURSAB, pada tahun 2018 angka kedatangan wisatawan naik 22 persen dibandingkan tahun 2017. Untuk tahun 2019 Turki menetapkan target 50 juta kedatangan wisatawan.

Daerah tujuan wisata lain yang menunjukkan kenaikan angka kunjungan adalah Mesir dan Tunisia, setelah mengalami pergolakan politik dan gelombang serangan terorisme. Norbert Fiebig mengatakan, ada kenaikan ke due negara tujuan wisata di Afrika Utara tersebut, terutama dalam jumlah pemesanan wisata kapal pesiar. (*).

 
T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments