- Home
- internasional
- Didukung Netizen Dunia, Houthi Lancarkan Serangan ke Kapal AS dengan Drone dan Rudal
Didukung Netizen Dunia, Houthi Lancarkan Serangan ke Kapal AS dengan Drone dan Rudal
Administrator Jumat, 12 Januari 2024 09:48 WIB
DUNIA, - Kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak dan rudal skala besar di Laut Merah yang digambarkan sebagai yang terbesar dalam koridor pelayaran internasional.
Juru bicara kelompok Houthi di Yaman, Brigjen Yahya Saree, mengatakan pihaknya menyerang kapal Amerika Serikat (AS) di Laut Merah.
"Kita menargetkan kapal Amerika yang mendukung rezim Zionis, dengan banyak rudal balistik dan drone," ujar Saree di depan tentara Yaman dikutip dari Mehr News, Rabu (11/1/2024).
Dia menyebut serangan terhadap kapal AS itu dilakukan saat operasi militer gabungan antara angkatan laut, pasukan rudal, dan pasukan drone Yaman digelar.
"Kita akan terus mencegah pergerakan kapal Israel yang menuju ke wilayah yang diduduki itu, hingga perang di Gaza berakhir dan pengepungan terhadap warga Gaza selesai."
Meski demikian, Saree menegaskan Houthi akan terus mengizinkan kapal lain melewati Laut Merah dan Arab.
Kapal yang berlayar ke pelabuhan Palestina yang diduduki menjadi pengecualian.
"Menargetkan kapal Amerika adalah reaksi pertama atas serangan brutal Amerika terhadap angkatan laut kita."
Lancarkan serangan terbesar
Serangan Houthi pada hari Rabu diklaim sebagai serangan terbesar mereka di Laut Merah.
Dilansir dari NPR, serangan itu direspons angkatan laut AS dan Inggris dengan tembakan terhadap drone dan rudal Houthi.
Menurut badan intelijen swasta bernama Ambrey, serangan itu terjadi di lepas pantai dua pelabuhan Yaman, yakni Hodeida Mokha.
Dalam serangan di Hodeida, para awak kapal di sana mengaku melihat rudal dan drone.
Badan Operasi Perdagangan Laut Militer Inggris juga mengonfirmasi serangan di lepas pantai Hodeida.
Kapal AS dan sekutunya kemudian mendesak kapal-kapal di sana untuk bergerak dengan kecepatan maksimal.
Adapun dalam serangan di Mokha, awak kapal melihat beberapa rudal dan sebuah drone di udara. Kemudian, ada kapal kecil mengikuti mereka.
Komando Pusat AS mengatakan Houthi melancarkan "serangan rumit" dengan mengerahkan drone pembawa bom, rudal penjelajah antikapal, dan rudal balistik antikapal.
Menurut AS, ada 18 drone, 2 rudal penjelajah, dan dua rudal antikapal yang dijatuhkan oleh jet tempur F-18 yang berpangkalan di kapal induk USS Dwight D. Eisenhower dan oleh USS Gravely, USS Laboon, USS Mason, dan HMS Diamond milik Inggris.
"Ini adalah serangan Houthi ke-26 di jalur komerskial di Laut Merah sejak 19 November 2023," kata Komando Pusat AS.
AS mengklaim tidak ada korban luka atapun kerusakan akibat serangan itu.
AS minta PBB bertindak
Beberapa waktu lalu AS meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) segera mengambil tindakan terhadap kelompok Houthi di Laut Merah.
Hal itu lantaran Houthi menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel setelah perang Israel-Hamas meletus.
AS juga memperingatkan Iran yang menggelontorkan bantuan keuangan kepada Houthi.
Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Christopher Lu, dalam rapat darurat DK PBB mengatakan Houthi telah melancarkan lebih dari 20 serangan sejak tanggal 19 November 2023.
Houthi mengaku melancarkan serangan yang bertujuan untuk mengakhiri agresi Israel ke Gaza.
Pada hari Rabu, (3/1/2023), Houthi juga mengumumkan bahwa mereka menargetkan kapal baru.
Menurut Sekretaris Jenderal Organisasi Maritim Internasional, Arsenio Dominguez, gara-gara serangan Houthi, sudah ada sekitar 18 perusahaan ekspedisi pengiriman yang mengubah jalur.
Kapal-kapal perusahaan itu menghindari jalur Laut Merah dan memilih mengitari Afrika agar tidak diserang Houthi.
Namun, perubahan jalur itu membuat waktu tempuh perjalan menjadi lebih lama hingga 10 hari. Hal itu berdampak negatif terhadap perdagangan dunia dan menaikkan tarif pengiriman.
mendapatkan bantuan uang dan senjata canggih dari Iran.
Senjata itu di antaranya pesawat nirawak, rudal penjelajah, dan rudal balistik. Menurut Lu, bantuan Iran itu telah melanggar kebijakan sanksi yang dikeluarkan PBB.
"Kami juga tahu bahwa Iran terlibat erat dalam rencana serangan terhadap kapal dagang di Laut Merah," ujar Lu dikutip dari Naharnet. sc:trb/news
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments