Senin, 23 Des 2024
  • Home
  • internasional
  • Ketua PBNU Minta Maaf, Ungkap Dalang yang Ajak 5 Pengurus NU Bertemu Presiden Israel

Ketua PBNU Minta Maaf, Ungkap Dalang yang Ajak 5 Pengurus NU Bertemu Presiden Israel

Administrator Rabu, 17 Juli 2024 08:41 WIB

NASIONAL, - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf meminta maaf karena lima pengurus badan otonom Nahdlatul Ulama bertemu Presiden Israel, Isaac Herzog.

Ia juga mengungkapkan organisasi yang menjadi dalang keberangkatan 5 tokoh muda NU itu.

Gus Yahya menilai tindakan kelima orang NU yang melakukan hubungan dengan Israel tidak patut.

"Pertama, sepatutnya saya mohon maaf kepada masyarakat luas, seluruhnya. Bahwa ada beberapa orang dari kalangan Nahdlatul Ulama yang tempo hari pergi ke Israel melakukan engagement di sana," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2024).

Dia menjelaskan, PBNU memaklumi kemarahan dan kekecewaan masyarakat luas terhadap sikap lima kader NU tersebut.

Gus Yahya menilai, tindakan kelima orang NU yang melakukan hubungan dengan Israel tidak patut, karena kondisi Palestina yang sekarang terus diserang militer Israel.

"Kami sangat memaklumi dan merasakan hal yang sama bahwa hal ini sesuatu yang tidak patut dalam konteks suasana yang ada saat ini," ujarnya.

Gus Yahya juga menjelaskan, PBNU telah melakukan konfirmasi kepada lembaga otonom yang menjadi tempat pengabdian lima kader NU tersebut.

Disebutkan, lima kader NU yang bertemu Isaac Herzog tidak pernah meminta izin atau diberi mandat untuk datang ke Israel.

"Sehingga yang dilakukan oleh anak-anak yang berangkat ke Israel adalah tanggung jawab mereka pribadi dan tidak terkait dengan lembaga," tandasnya.

Sebagai informasi, lima kader NU tersebut mengabdi di beberapa badan otonom NU.

Zainul Maarif merupakan dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), kemudian Munawir Aziz sebagai Sekretaris Umum Persatuan Pencak Silat yang juga juga Sekum Pagar Nusa.

Nurul Barul Ulum dan Izza Anafisa Dania adalah anggota dari Pimpinan Pusat Fatayat NU.

Sedangkan Syukron Makmun belum diketahui.

Foto mereka berlima viral di media sosial setelah berfoto bersama Presiden Israel, Isaac Herzog. 

Gus Yahya: Ada Organisasi yang Lobi, Didekati Satu-satu

Menurut Gus Yahya, ada organisasi lobi Israel di Indonesia yang mencatut nama NU.

Dalam pernyataannya, Gus Yahya mengatakan pelobi dari organisasi itu mendekati lima orang pengurus badan otonom NU agar mau berangkat ke Israel bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.

Gus Yahya menyebutkan, lobi tersebut dilakukan oleh pihak tertentu dengan cara mendekati satu per satu terhadap lima kader NU.

Keberadaan organisasi ini disampaikan Gus Yahya usai ramainya pemberitaan soal sejumlah kader NU atau tokoh pemuda NU menemui Presiden Israel Isaac Herzog pada Juli 2024.

Gus Yahya menyampaikan organisasi lobi Israel tersebut bernama Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian atau Rahim.

Dalam situsnya yang kini sudah tidak bisa diakses usai ramainya 5 tokoh pemuda NU bertemu Presiden Israel.

Koalisi Rahim' turut mencantumkan logo LBM NU, Eits Chaim Indonesia, Bnei Noah Indonesia.

Dalam cuplikan laman tersebut, ketiga lembaga tersebut sempat tertulis sebagai koalisi antar umat beragama yang menjalankan RAHIM.

Pada situs tersebut juga tertulis bahwa organisasi RAHIM ini merupakan koalisi antara Yahudi, Muslim dan kaum Bani Nuh di Indonesia.

Koalisi tersebut mengklaim mendedikasikan diri untuk mendidik masyarakat beragama di Indonesia.

"Baru saja kami menerima informasi bahwa ada satu lembaga atau organisasi yang bernama Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian, yang membuat website rahim.or.id," kata Yahya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat pada Selasa (16/7/2024).

Menurut Yahya, Rahim mencatut nama Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU dalam situs mereka.

LBM NU sendiri adalah lembaga atau forum intelektual NU yang membahas segala persoalan mulai dari politik, ekonomi, sosial, hingga budaya dalam kerangka Islam.

Nama NU tercatat dalam bagian "Koalisi Lintas Agama" yang ada di situs rahim.or.id.

Koalisi itu terdiri dari LBM NU, Eits Chaim Indonesia, dan Bnei Noah (Bani Noah) Indonesia.

"Koalisi ini berisikan figur pendiri dan pemimpin dari tiga organisasi berikut," seperti tertulis dalam laman Rahim.

"Di dalam website-nya ini dia mencantumkan bahwa seolah-olah bagian dari jaringan organisasi ini adalah LBM NU, bahkan mencantumkan logo LBM NU," ucap Yahya.

Dia berujar organisasi Rahim tidak tercatat sebagai organisasi yang ada di bawah naungan LBM NU.

Organisasi Rahim beralamat di Jalan Raya Keadilan, Wisma Melati No. 83 A, Pancoran Mas, Kota Depok.

Lokasi itu tercantum dalam laman resmi Rahim yang diakses pada Selasa, 16 Juli 2024.

Yahya mengatakan dia kemudian mencoba mengklarifikasi terkait Rahim kepada LBM NU.

"Setelah dirunut ternyata ini dari LBM NU DKI Jakarta, PWNU (Pengurus Wilayah NU) DKI," ujar dia.

Yahya pun meminta PWNU DKI Jakarta untuk mengklarifikasi kepada Rahim soal pencatutan nama tersebut.

Dia juga meminta agar Rahim menghapus nama NU sebagai salah satu organisasi pendiri.

Menurut Yahya, Rahim adalah salah satu organisasi lobi Israel.

"Saya kira penting untuk diperhatikan, kita tahu bahwa di Indonesia ini juga ada beberapa organisasi lembaga yang beroperasi sebagai lobi Israel dan advokat Israel, melakukan advokasi untuk israel," kata Yahya.

Dia pun menyatakan kegiatan lobi tersebut sering kali tidak dilakukan dengan etis, salah satunya seperti pencatutan nama yang dialami NU.

"Ini sekali lagi satu contoh bagaimana kegiatan-kegiatan dari lobi Israel di berbagai tempat di seluruh dunia ini terkadang tidak sensitif terhadap konteks realitas setempat," ucap Yahya.

Sebelumnya, kunjungan lima kader NU ke Israel menuai kontroversi karena dilakukan di tengah gempuran negara Zionis itu ke Palestina.

Kunjungan mereka pertama kali terungkap dari unggahan yang dikirim Zainul Maarif, dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, di akun media sosial Instagramnya.

Dalam unggahan itu, Zainul menunjukkan foto para kader NU dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

Foto di akun @zenmaarif diunggah dengan kata-kata 'berbincang langsung dengan presiden Israel'.

Gus Yahya mengungkapkan organisasi Rahim mendekati 5 kader NU satu per satu untuk diajak berangkat bertemu Presiden Israel.

"Menurut keterangan yang kami himpun, mereka memang dikonsolidasi.

Jadi memang ada yang mendekati mereka satu per satu untuk diajak berangkat," ujar Gus Yahya.

Dalam pendekatan tersebut, Gus Yahya menjelaskan, pelobi menjanjikan kepada lima pengurus badan otonom NU bahwa mereka berangkat ke Israel hanya untuk menjalin dialog dengan sejumlah pihak.

Janji pelobi tersebut juga tak menyertakan jadwal pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog.

Namun demikian, setibanya mereka di Israel, ternyata mereka mesti menghadiri jadwal pertemuan dadakan dengan Isaac Herzog.

"Memang mereka di sana programnya adalah sekadar pertemuan-pertemuan intervene dialog di sana dengan berbagai pihak.

Katanya tanpa agenda pertemuan dengan presiden Israel sebelumnya, dan itu mendadak di sana," ungkap Gus Yahya.

Menurut Gus Yahya, keberangkatan lima pengurus ini disebabkan karena mereka tidak mengetahui mengenai konstelasi dan peta politik internasional.

"Saya kira ini karena masalah ketidaktahuan teman-teman ini tentang konstelasi, peta, dan sebagainya, karena ya mungkin belum cukup umur atau bagaimana ya jadi hasilnya beda seperti yang diharapkan," ujarnya.

Terlepas dari itu semua, Gus Yahya menuding bahwa keberangkatan kelima pengurus tersebut merupakan imbas dari tidak sensitifnya pihak yang mendekati mereka.

Akibat peristiwa ini, Gus Yahya menduga ke depan akan banyak agenda politik internasional yang menyeret NU.

Oleh karena itu, Gus Yahya mengingatkan agar kader dan warga Nahdliyin berhati-hati terhadap agenda politik internasional ke depan.

"Kepada semua kader dan warga juga kita minta berhati-hati soal ini ya," imbuh dia. 

Sebagai informasi, lima kader NU tersebut mengabdi di beberapa badan otonom NU.

Zainul Maarif merupakan dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) dan Munawir Aziz sebagai Sekretaris Umum Persatuan Pencak Silat yang juga juga Sekum Pagar Nusa.

Lalu Nurul Barul Ulum dan Izza Anafisa Dania adalah anggota dari Pimpinan Pusat Fatayat NU.

Sedangkan Syukron Makmun belum diketahui.

Foto mereka berlima viral di media sosial setelah berfoto bersama Presiden Israel, Isaac Herzog. (*)
T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments