Jumat, 22 Nov 2024
  • Home
  • internasional
  • Kisah Dunia, Joe Biden Mundur dari Pencalonan Presiden Amerika Serikat

Kisah Dunia, Joe Biden Mundur dari Pencalonan Presiden Amerika Serikat

Administrator Senin, 22 Juli 2024 08:42 WIB

DUNIA, - Presiden AS, Joe Biden resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan Presiden AS 2024 pada Minggu (21/7/2024).

Keputusan Biden tersebut terbilang signifikan atau mengagetkan mengingat belakangan ini ia terus bersikeras akan maju dalam Pilpres AS 2024.

Politikus Partai Demokrat berusia 81 itu seperti diketahui telah menerima tekanan yang diawali dengan penampilan buruknya dalam debat yang menimbulkan kekhawatiran atas kesehatannya.

Pilihan Biden kali ini bisa dikata bakal membawa persaingan menuju Gedung Putih 2024 yang sudah bergejolak ke wilayah yang belum dipetakan.

Pengumuman itu disampaikan Joe Biden melalui media sosial resminya, Minggu (21/7/2024) waktu AS atau Senin dini hari waktu Indonesia.

Joe Biden mengaku akan berfokus menyelesaikan tugasnya sebagai Presiden AS di sisa masa jabatannya.

"Meskipun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin demi kepentingan terbaik partai dan negara saya jika saya mundur dan fokus hanya pada pemenuhan tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya," ungkap Joe Biden.

Politisi Demokrat itu juga mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah bekerja keras untuk melihatnya terpilih kembali sebagai Presiden AS.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Wakil Presiden, Kamala Harris.

"Dan izinkan saya mengungkapkan penghargaan tulus saya kepada rakyat Amerika atas keyakinan dan kepercayaan yang Anda berikan kepada saya," ujarnya.

Desakan Mundur
Diberitakan sebelumnya, jajak pendapat terbaru ABC News dan Washington Post  menunjukkan dua dari tiga warga Amerika Serikat (AS), termasuk banyak pendukung Joe Biden ingin dia mundur dari pencalonan presiden setelah debat beberapa waktu lalu.
Meski begitu, elektabilitas Biden tetap berimbang dengan Donald Trump, calon presiden Partai Republik.

Jika pemilihan presiden (pilpres) AS diadakan hari ini, Biden dan Trump masing-masing mendapat dukungan 46-47 persen, hampir sama dengan hasil jajak pendapat ABC/Ipsos pada April yaitu 44-46 persen.

Dilansir ABC News, Kamis (11/7/2024), di antara pemilih terdaftar, hasilnya benar-benar imbang, 46-46 persen.

Jika Wakil Presiden Kamala Harris menggantikan Biden sebagai calon dari Partai Demokrat, Harris mendapat dukungan 49-46 persen melawan Trump di kalangan semua orang dewasa dan 49-47 persen di antara pemilih terdaftar.

Dukungan Harris sedikit lebih baik daripada Biden, meskipun tidak signifikan secara statistik.

Namun debat dua minggu lalu tampaknya merugikan Biden. Sebanyak 67 persen menilai sang petahanan harus mundur dari pencalonan.

Sementara 85 persen mengatakan Biden sudah terlalu tua untuk masa jabatan kedua, angkanya naik dari 81 persen pada April dan 68 persen setahun yang lalu.

Jajak pendapat ini juga menunjukkan Trump unggul 30 poin atas Biden dalam hal ketajaman mental untuk menjadi presiden yang efektif.

Trump juga unggul dalam hal kesehatan fisik untuk menjabat, dan keunggulannya di kedua hal tersebut semakin lebar sejak April.

Namun, pandangan ini mungkin tidak menentukan hasil pemilihan. Tingkat kepuasan publik atas kinerja Biden tetap stabil di angka 36 persen, meskipun lemah.

Biden tetap memiliki rating favorabilitas pribadi yang lebih baik daripada Trump dan unggul 17 poin dalam hal dianggap lebih jujur dan dapat dipercaya.

Kedua kandidat menghadapi tingkat ketidakpercayaan yang tinggi. Sekitar 4 dari 10 warga AS mengatakan keduanya tidak memiliki ketajaman mental atau kesehatan fisik untuk menjabat secara efektif, dan sebanyak itu juga mengatakan keduanya tidak jujur dan dapat dipercaya.

Sebanyak 60 persen mengatakan Trump terlalu tua untuk masa jabatan kedua, naik dari 44 persen pada musim semi 2023.

Sedangkan 50 persen responden mengataka, mengingat penampilannya dalam debat, Trump harus mundur demi calon lain -meskipun sangat sedikit pendukung Trump yang mengatakan demikian.

Skenario Internal Partai Demokrat bila Joe Biden Mundur
Kisi-kisi terkait proses pemilihan kandidat calon presiden baru di pihak Partai Demokrat jika Joe Biden memutuskan untuk mundur perlahan mulai terkuak.

Dikutip Tribunnews dari CNN, sosok Wakil Presiden Amerika Serikat saat ini yakni Kamala Harris dikabarkan menjadi calon kuat pengganti Joe Biden bila ia memilih mundur dalam pertarungan Pemilu AS 2024.

Nama Kamala Harris muncul menjadi kandidat kuat menyusul pembicaraan informal di dalam tubuh Partai Demokrat yang kian memanas.

Tensi tinggi ini pun semakin menjadi pasca Biden membuka peluang untuk mengudurkan diri guna menanggapi sentimen negatif baik dari publik maupun internal partai.

Bukan berarti semua orang tiba-tiba sepakat menunjuk Kamala Harris, tetapi kelelahan yang didera oleh para kader Partai Demokrat terkait huru-hara performa buruk Biden tampaknya mendorong mereka untuk mencapai konsensus sesegera mungkin.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh CNN, Poling internal Partai Demokrat menunjukkan bahwa Kamala Harris setidaknya akan lebih membantu dalam meningkatkan antusiasme para kader Demokrat dalam perlombaan menghadapi Donald Trump yang maju sebagai wakil Partai Republik.

Adapun argumen penunjukkan Kamala Harris sebagai calon kuat pengganti Joe Biden terjadi karena Partai Demokrat tak perlu banyak melakukan perubahan dalam persiapan kampanye mereka.

Hal ini terjadi karena sedari awal kampanye, Kamala hampir selalu mendampingi Joe Biden sebagai sosok calon wakil presiden presumtif mengingat posisinya yang sama-sama menjadi petahana.

"Bila Biden mundur, saya yakin penggantinya haruslah sosok sang wakil presiden (Kamala Harris)."

"Dia melakukan kampanye dengan semangat di bawah payung partai ini dan secara alamiah dia adalah pewaris kampanye ini (bila Biden Mundur)," kata seorang anggota DPR Demokrat kepada CNN yang meminta tidak disebutkan namanya.

Menurut sumber dari CNN, beberapa kader Partai Demokrat sempat mengaku menolak ide bahwa posisi capres otomatis disematkan kepada sang cawapres bila Joe Biden mundur.

Namun, dengan waktu pemilihan Pilpres AS yang kian mepet dan tinggal 106 hari lagi pada Minggu (21/7/2024) ini, maka sulit bagi Demokrat untuk menawarkan sosok calon selain Kamala Harris.

Mayoritas internal Partai Demokrat juga meragukan bahwa ada kader-kader terkemuka lainnya seperti Gavin Newsom, Hillary Clinton, hingga Bernie Sanders yang serius untuk menantang penunjukkan sosok Kamala Harris di balik layar.

Adapun, beberapa anggota Kongres Demokrat yang telah meminta Biden untuk mundur menolak untuk menjawab skenario penggantian Biden oleh Kamala Harris ketika ditanya oleh CNN pada Jumat (19/4/2024) lalu.

Beberapa anggota Kader Demokrat mengaku percaya, batas waktu kepastian penggantian Biden terjadi atau tidak bakal diselesaikan di lantai konvensi partai mereka pada akhir Agustus mendatang. sc:trb/net/**
T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments