- Home
- internasional
- PM Datok M Mundur, Tiga Kandidat yang Berpeluang Gantikan Mahathir Jadi PM Malaysia
PM Datok M Mundur, Tiga Kandidat yang Berpeluang Gantikan Mahathir Jadi PM Malaysia
Senin, 24 Februari 2020 22:44 WIB
LUARNEGERI, POLITIK, - Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad mengundurkan diri dari jabatannya, Senin (24/2/2020).
Pengunduran diri Mahathir disampaikan kepada Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung, Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shahhari ini pukul 13.00 waktu setempat.
Pengunduran diri Mahathir pun sudah disetujui oleh Raja Malaysia.
Selain menyetujui pengunduran diri Mahathir, Raja Malaysia juga menunjuk Mahathir sebagai PM Malaysia sementara sampai ada PM baru.
Keputusan itu disampaikan Raja melalui Kepala Sekretaris pemerintah, Mohd Zuki Ali, seperti dilaporkan media lokal Malaysia, The Star, Senin (24/2/2020).
"Selama periode ini, Mahathir akan mengelola administrasi negara sampai Perdana Menteri baru diangkat dan kabinet baru dibentuk," katanya.
Keputusan Raja Malaysia itu dikeluarkan setelah pertemuan Mahathir Mohamad dengan Yang Dipertuan Agung di istana negara pada Senin sore.
Siapakah Pengganti Mahathir?
Setelah mundurnya Mahathir Mohamad, lantas siapapkah sosok pengganti Mahathir sebagai PM Malaysia.
Sejumlah nama diyakini menjadi kandidat kuat pengganti Mahathir sebagai PM Malaysia.
Berikut ulasannya:
1. Anwar Ibrahim
Sebelum Mahathir mundur, Anwar Ibrahim menjadi salah satu kandidat kuat pengganti Mahathir.
Pada 2018, Mahathir pernah menyatakan bakal menyerahkan kekuasaannya kepada Anwar Ibrahim setelah ia menjabat selama dua tahun.
"Anwar Ibrahim adalah pengganti saya menjadi PM Malaysia. Saya tak bakal mengingkari janji saya," kata Mahathir sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Anwar merupakan mantan wakil Mahathir pada periode 1993-1998.
Terkait pengunduran diri Mahathir, Anwar Ibrahim telah memberikan pernyataan.
Ia menyebut mundurnya Mahathir ini adalah bentuk pengkhianatan.
"Saya jujur sangat kaget dengan dinamika politik yang sedang terjadi. Ini adalah pengkhianatan karena jelas sudah ada janji Mahathir akan menyerahkan kekuasaan ke saya," ujar Anwar di kediamannya, Ahad (23/2/2020) malam, seperti dikutip oleh Malaysia Kini.
Pembentukan koalisi pemerintahan baru akan terdiri dari pecahan Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin oleh Partai Bersatu.
Kemudian, kubu oposisi Barisan Nasional dimotori Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam se-Malaysia (PAS) diposisikan untuk membuyarkan ambisi Anwar menjadi PM Malaysia.
Politisi berusia 72 tahun itu telah menunggu selama 22 tahun sejak dia dipecat Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan dipenjara karena tuduhan korupsi dan sodomi pada tahun 1998.
Anwar yang mendekam dua kali di penjara karena kasus sodomi berkali-kali berhasil melakukan comeback politik dengan memimpin gerakan oposisi.
Terakhir, dia menerima grasi dari Raja Malaysia setelah kemenangan mengejutkan Pakatan pada pemilu Mei 2018.
Grasi itu diajukan oleh Mahathir yang memutuskan berekonsiliasi dengan Anwar guna mengalahkan mantan Perdana Menteri Najib Razak.
Koalisi Pakatan Harapan kemudian sepakat bahwa Anwar akan menggantikan Mahathir pada Mei 2020, genap dua tahun setelah Mahathir berkuasa.
Namun demikian, dikhianati orang kepercayaan sudah bukan rahasia lagi.
Mahathir tidak tulus menginginkan Anwar menjadi suksesornya.
Berkali-kali Mahathir menolak menjawab dengan tegas apakah Anwar akan menggantikannya memimpin negara tetangga Indonesia itu.
Politisi berjuluk Dr M itu juga kerap mengubah jawabannya ketika ditanya kapankah dia akan menyerahkan kekuasaan ke mantan musuh politiknya.
Puncaknya dengan pembentukan koalisi pemerintahan baru ini, kesepakatan itu menjadi sekadar janji.
2. Azmin Ali
Dikutip dari KompasTV, mantan orang kepercayaan Anwar Ibrahim yang juga Deputi Presiden PKR, Azmin Ali digadang-gadang menjadi nama baru untuk menggantikan Mahathir.
Memburuknya hubungan Anwar dan Azmin dalam setahun belakangan ini adalah skenario politik yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Azmin setia menemani Anwar sejak dia dipenjara dan juga merupakan salah satu dari sedikit orang yang memiliki akses khusus dan rutin membesuk Anwar.
Namun, keinginan Mahathir Mohamad melihat Azmin menjadi penerusnya dan ambisi PM Azmin akhirnya membubarkan persahabatan Anwar dan Azmin yang saat ini terlibat perang dingin antara satu sama lain.
3. Wan Azizah Wan Ismail
Istri politisi senior Malaysia Anwar Ibrahim, Wan Azizah Wan Ismail, berpeluang jadi perdana menteri perempuan pertama setelah Mahathir Mohamad mundur.
Kabar itu terjadi setelah muncul adanya upaya untuk menyingkirkan Anwar dengan membentuk koalisi pemerintahan baru di luar Pakatan Harapan.
Dilansir Malay Mail Senin (24/2/2020), sebuah sumber mengatakan Mahathir sudah menjadikan Wan Azizah Wan Ismail sebagai PM Malaysia interim.
Sebabnya, partai Dr M, julukan Mahathir Mohamad, Partai Bersatu, memilih untuk meninggalkan koalisi Pakatan Harapan yang menang pemilu Mei 2018.
"Wan Azizah adalah penjabat perdana menteri," ujar sumber yang dikenal dekat dengan Anwar Ibrahim yang merupakan Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) dikutip dari Kompas.com.
Adapun dalam pemerintahan, Wan Azizah selain menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, juga mengemban tugas sebagai Menteri Perempuan, Keluarga, dan Pembangunan Masyarakat.
Di saat bersamaan, sumber itu juga menerangkan Menteri Ekonomi Azmin Ali yang juga Wakil Presiden PKR dipecat oleh Anwar.
Begitu juga dengan Menteri Perumahan dan Pemerintahan Lokal Zuraida Kamaruddin, notabene tangan kanan Azmin Ali, juga terdepak.
Dalam unggahan di Facebook, Presiden Bersatu an Sri Muhyiddin Yassin mengumumkan mereka keluar dari Pakatan setelah menggelar pertemuan bersama petinggi senior.
Dia menuturkan dalam pertemuan tersebut, mereka menyepakati keluar, begitu juga dengan anggota Bersatu yang masih ada di parlemen.
"Seluruh anggota sudah menandatangani deklarasi bahwa mereka melanjutkan dukungan bagi Tun Dr Mahathir Mohamad sebagai PM Malaysia," ujar Muhyiddin. (*).
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments