Kamis, 28 Nov 2024
  • Home
  • internasional
  • Penyalaan lilin di alun-alun kota untuk mengenang para korban yang tewas dalam

Penyalaan lilin di alun-alun kota untuk mengenang para korban yang tewas dalam

antaranusa123 Senin, 30 Mei 2022 23:13 WIB

JAKARTA - Seorang murid yang selamat dari penembakan massal di Sekolah Dasar Robb di Uvade, Texas, mengatakan dia melumuri dirinya dengan darah seorang temannya yang tewas dan berpura-pura mati agar selamat sambil menunggu bantuan datang.

        Peristiwa berdarah yang terjadi pada Selasa (24/5/2022) itu menewaskan 19 siswa dan dua orang guru.

      Miah Cerrillo, 11 tahun, mengatakan kepada CNN bahwa dia dan seorang teman menelepon panggilan darurat 911 dari telepon gurunya yang sudah tewas. Mereka menunggu petugas tiba di sekolah tersebut untuk memberi bantuan.

      Pelaku penembakan itu adalah seorang remaja berusia 18 tahun yang bernama Salvador Ramos. Dia berada di dalam sekolah selama lebih dari satu jam sebelum dia akhirnya ditembak mati oleh petugas taktis Patroli Perbatasan.

       Pengakuan tersebut dituturkan pejabat tinggi penegak hukum yang memberikan perincian terbaru tentang garis waktu pada Kamis (26/5/2022) yang membingungkan dan terkadang kontradiktif. Banyak orang tua dan warga yang mendesak polisi untuk masuk ke sekolah, marah dan frustrasi akibat hal itu.

           Miah mengatakan bahwa setelah penembak pindah dari satu ruangan ke kelas yang berdekatan, dia bisa mendengar teriakan dan lebih banyak letusan tembakan, dan pria bersenjata itu kemudian mulai menyalakan musik.

        Anak-anak yang selamat dari serangan itu menggambarkan hari terakhir tahun sekolah yang meriah tersebut dengan cepat berubah menjadi teror.

      Samuel Salinas, 10 tahun, mengatakan kepada acara "Good Morning America" di stasiun televisi ABC bahwa dia dan teman sekelas lainnya berpura-pura mati setelah Ramos menembaki seisi kelas. Samuel terkena pecahan peluru di pahanya.

        "Dia menembak gurunya lalu menembak anak-anak," kata Samuel yang berada di kelas yang diasuh oleh guru bernama Irma Garcia. Garcia tewas dalam tragedi berdarah itu. Suaminya, Joe Garcia, menghembuskan nafas terakhir pada Kamis karena serangan jantung.

         Gemma Lopez, 10 tahun, sedang berada di ruang kelas di ujung lorong ketika Ramos memasuki gedung. Dia mengatakan kepada "Good Morning America" bahwa sebuah peluru menembus dinding kelasnya sebelum sekolah ditutup.

 Sahabatnya, Amerie Garza, tewas dalam tragedi itu. ***

T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments