PEPDA Dusun III Pedekik Gelar Tausiah, Tahlil, dan Puisi Kemerdekaan sebagai Wujud Syukur HUT ke-80 RI
antaranusa123 Sabtu, 25 Oktober 2025 15:55 WIB
Bengkalis,Pemuda Pembangun Desa (PEPDA) Dusun III Desa Pedekik menggelar rangkaian kegiatan religius dan kebangsaan berupa tausiah, puisi kemerdekaan, tahlil, serta do'a bersama pada Sabtu malam, 23 Agustus 2025. Kegiatan yang dipusatkan di lapangan Futsal PEPDA Dusun III Pedekik ini menghadirkan penceramah Ustadz Filusman, Lc., dan berlangsung khidmat dalam suasana kebersamaan.
Agenda tahunan tersebut menjadi bagian dari tradisi masyarakat Dusun III dalam menyemarakkan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Selain sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, kegiatan ini juga dimaknai sebagai momen untuk mengenang jasa para pahlawan revolusi, khususnya tokoh-tokoh yang telah berjasa bagi Desa Pedekik.
Ketua Panitia sekaligus Ketua Pemuda Dusun III Pedekik, Rio Rahmandani Tanjung, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh undangan yang hadir. Ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan hanya bentuk partisipasi pemuda dalam memperingati HUT RI, tetapi juga sebagai sarana memperkuat silaturahmi antarwarga.
"Semoga pertemuan kita malam ini menjadi bukti komitmen bersama dalam melanjutkan cita-cita para pahlawan," ujarnya.
Pemerintah Desa Pedekik, yang diwakili oleh Sekretaris Desa Maskur, turut memberikan apresiasi kepada PEPDA Dusun III atas konsistensinya menyelenggarakan kegiatan positif bagi masyarakat. Ia menegaskan bahwa pemerintah desa selalu mendukung program dan inisiatif pemuda yang berkontribusi bagi persatuan dan pembangunan sosial.
"Kami bersyukur dan mengapresiasi pelaksanaan kenduri dan doa bersama ini, sebagai wujud penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjasa bagi negeri ini," kata Maskur.
Dalam ceramahnya, Ustadz Filusman mengingatkan pentingnya peran doa dalam membentengi generasi muda dari berbagai tantangan dan pengaruh negatif.
"Hanya dengan doa dan bimbingan orang tua, kita dapat menyelamatkan anak-anak dari hal-hal yang dapat merusak masa depan mereka," pesannya.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan tradisi makan nasi ambeng, hidangan khas Jawa yang disajikan dalam dulang besar dan dinikmati secara bersama-sama. Penyajian ambeng pada penghujung acara menjadi simbol kebersamaan, kekeluargaan, serta harapan akan keberkahan dan keselamatan bagi seluruh masyarakat.
Sebagai informasi, nasi ambeng merupakan makanan tradisional yang terdiri dari nasi putih kukus yang dipadukan dengan berbagai lauk seperti gulai ayam, rendang, bihun goreng, sambal goreng, dan hidangan lainnya. Santapan kolektif ini kerap disajikan dalam berbagai kegiatan adat, perayaan, dan kenduri sebagai simbol harmoni dan persatuan.
Kegiatan kenduri kemerdekaan di Dusun III Pedekik tahun ini kembali mempertegas kuatnya nilai tradisi dan kebersamaan masyarakat dalam merayakan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia.(El)
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments
