Dihujat Netizen Indonesia Soal Pakaian Batik di G20 Bali, Viral YouTuber Luar Negeri Minta Maaf
Administrator Jumat, 18 November 2022 14:47 WIB
VIRAL, Trending - YouTuber luar negeri bernama Mahyar Tousi dihujat netizen indonesia di media sosial Twitter. Ia menjadi bahan ejekan netizen Indonesia gara-gara unggahannya di akun Twitternya terkait pakaian batik yang dikenakan para peserta KTT G20 di Bali, Indonesia.
Putu Ayu Saraswati Ungkap Perbincangannya dengan Joe Biden "Apa yang dikenakan para idiot ini?" tulis Mahyar Tousi pada akun Twitternya @MaharTousi, Rabu (16/11). Dalam unggahannya itu, Mahyar Tousi menyertakan foto yang menjadi bahan cuitannya.
Dalam foto tersebut ada Presiden FIFA Gianni Infantino, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, PM Kanada Justin Trudeau, dan PM Inggris Rishi Sunak.
Dalam foto tersebut mereka mengenakan baju batik dengan beragam corak dan warna. Tampak mereka semua berdiri sedang membicarakan sesuatu dengan ekspresi tersenyum. Komentar Mahyar Tousi "apa yang dikenakan para idiot ini?" membuat marah netizen Indonesia. Beragam komentar hujatan dilayangkan di laman Twitter-nya.
"Ditunggu pemintaan maaf mu @MahyarTousi Bila tak kunjung meminta maaf kepada Indonesia. Jangan salahkan Indonesia mengirim bencana ke dirimu dan keluarga mu. Fotomu saya simpan," komentar @K3nshin_KR.
"Ayo netizen Indonesia rame2 laporin akun ini biar ditangguhkan. Kepada @Twitter akun ini (@mahyartousi) menghina pakaian batik budaya Indonesia, mohon ditangguhkan akunnya," cuit @OgieLord1111.
Saking banyaknya hujatan netizen, Mahyar Tousi menghapus cuitannya tersebut. Meski begitu, masih banyak netizen mengunggah ulang tangkapan layar cuitan Mahyar Tousi tersebut.
Tak tahan serangan netizen, Mahyar Tousi akhirnya meminta maaf. "Sekali lagi, saya mohon maaf atas pelanggaran yang tidak disengaja yang disebabkan oleh tweet yang bercanda tentang pemimpin G20 yang mengenakan pakaian adat Indonesia," ujarnya.
Untuk diketahui Mahyour Tousi ini orang Iran tinggal di Inggris. Ia memiliki kanal YouTube dengan channel namanya sendiri yang menyuarakan kebebasan berpendapat. Ia bahkan mendeklrasikan YouTubenya sebagai media politik yang independen. (*).