Jumat, 22 Nov 2024
  • Home
  • Nasional
  • Isu Berembus 'FPI Reborn' Diperalat Dukung Anies Dibayar Rp 150 Ribu

Isu Berembus 'FPI Reborn' Diperalat Dukung Anies Dibayar Rp 150 Ribu

antaranusa123 Kamis, 09 Juni 2022 01:34 WIB

f dok istimewa (detik.com)

JAKARTA-Massa mengatasnamakan FPI Reborn muncul mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jadi Presiden 2024. Koordinator aksi buat pengakuan diperalat oleh satu pihak.

     Aksi dukungan FPI Reborn digelar di Patung Kuda, Jakarta, berlangsung pada Senin (6/6/2022). Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan massa berpakaian serba putih sambil membawa bendera bertulisan 'FPI'. Adapun massa aksi yang membawa spanduk 'FPI Dukung Anies untuk Presiden 2024. Anies Presiden. FPI Reborn'.

Siapa di Balik FPI Reborn?

     Ketum FPI Muhammad Alattas membantah pihaknya melakukan aksi dukungan capres Anies 2024. Dalam sikap resminya, FPI menekankan tidak pernah menggerakkan massa untuk aksi dukungan capres hari ini di Patung Kuda, Jakarta Pusat.

    "Ada Gerakan intelijen yang sangat berbahaya menggerakkan massa tidak dikenal dengan menggunakan nama dan bendera bertuliskan FPI serta pakaian serba putih untuk melakukan dukungan capres tertentu pada Pemilu 2024 di Bundaran Patung Kuda, Senin, 6 Juni 202," kata Muhammad Alattas dalam keterangannya, Senin (6/6).

     DPP FPI menyatakan hingga saat ini tidak terlibat dalam aksi dukungan capres 2024 mana pun. Muhammad Alattas juga mengatakan DPP FPI belum menentukan sikap terkait capres 2024.

Pengakuan Koordinator Aksi

   Belakangan, video koordinator aksi tersebut viral di media sosial. Dalam video itu, sang koordinator aksi itu mengaku dihubungi seorang pria bernama Edy sehari sebelum aksi di Patung Kuda, Jakarta, berlangsung pada Senin (6/6).

   Awalnya, dia diminta untuk datang ke kawasan Monas menggelar doa. Namun, setiba di lokasi, justru ada mobil komando yang membawa atribut bertulisan 'FPI'.

  "Atas nama KH Khairul Anam meminta maaf kepada Front Persaudaraan Islam dengan malam ini hari ini saya menyatakan, pertama kronologis yang sesungguhnya. Malam saya ditelepon oleh bapak Edy jam 21.00 WIB, disuruh baca doa atau berdoa di Monas," ujar Anam, dalam video tersebut, seperti dilihat, Rabu (8/6).

    "Pagi-pagi saya mengajak jemaah dan santri mengajak ke Monas. Saya berangkat jam 07.00 WIB dari lokasi langsung menuju ke lokasi, ke Monas. Selesai sampai ke lokasi maka saya merasa kaget di lokasi," sambung dia.

   Saat itu, Anam mengatakan tidak melihat para petinggi FPI di lokasi aksi. Anam merasa diperalat oleh pria yang menghubunginya.

   "Saya merasa tertipu dan dibohongi dan diperalat oleh orang tersebut," ujarnya dilansir detik.com.

   Sebelum pulang, lanjut Anam, jemaah yang ikut aksi dibagikan uang Rp 150 ribu.

   "Di pul bus, maka Bapak Edy mengasihkan uang tiap jemaah, tiap orang dikasih Rp 150 ribu. Maka kami merasa dibohongi banget oleh orang itu," katanya.

   Dihubungi terpisah, Ketua DPP FPI Aziz Yanuar mengatakan Khairul Anam belum menyampaikan permintaan maaf secara langsung ke FPI. Aziz mengatakan video klarifikasi itu bersifat terbuka.

   "Terbuka permintaan maafnya. FPI nggak ambil pusing soal maaf karena setahu saya bagian dari revolusi akhlak adalah susah marah dan mudah memaafkan. Asalkan diiringi dengan penjelasan penyesalan dan bertekad tidak mau mengulangi lagi," kata Aziz.

Berpotensi Perpecahan

    Dibagian lain, Anggota DPRD DKI Jakarta M Taufik geram dengan kemunculan kelompok FPI Reborn yang mendukung Anies menjadi capres 2024. Taufik menyebut kelompok itu palsu dan mencatut nama besar Front Persaudaraan Islam (FPI).

   "Kan udah ada tanggapan dari FPI sebenarnya dan pengakuan yang ditipu. Itu kan justru menurut saya mengakibatkan perpecahan. Kalau FPI asli marah gimana? Sebaiknya kalau mau bersaing ya menggunakan akal sehat lah," kata Taufik saat dihubungi, Rabu (8/6/2022).

   "Kayak kemarin aja, akhirnya terkuak sendiri. Dibayar yang datang Rp 150 ribu," sambungnya.

   Taufik lantas menyamakan deklarasi FPI palsu ini dengan deklarasi kelompok 'Majelis Sang Presiden Kami' yang mendukung Anies nyapres. Menurutnya, kedua kelompok itu memakai cara kotor untuk menjatuhkan Anies.

   "Sama seperti kemarin itu, yang dukungan dari FPI palsu itu. Harusnya polisi bertindak lah kalau ada pemalsuan itu. Kan itu menimbulkan benih-benih pemecahan, masa sekotor itu. Jangan sekotor itu, adu gagasan saja," tegasnya.***

T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments