Pt Delta Dunia Group Resmi Akuisisi Atlantic Carbon Group Senilai Usd122,4 Juta
Administrator Jumat, 07 Juni 2024 10:34 WIB
JAKARTA, INDONESIA - PT Delta Dunia Makmur Tbk (Delta Dunia Group, IDX: DOID), melalui American Anthracite SPV I, LLC, anak perusahaan yang bernaung di bawah PT Bukit Makmur Internasional (BUMA International), telah menandatangani Perjanjian Pembelian Saham (Stock Purchase Agreement/SPA) untuk akuisisi strategis atas Atlantic Carbon Group, Inc (ACG), produsen antrasit UHG terbesar kedua di Amerika Serikat (AS). Transaksi ini diharapkan akan selesai pada bulan Juni 2024. Rincian lebih lanjut mengenai transaksi ini akan diumumkan setelah transaksi selesai.
Kesepakatan senilai USD122,4 juta ini mengamankan kepemilikan atas empat tambang antrasit UHG yang berproduksi di Pennsylvania. Setelah akuisisi ini, Grup akan menjadi produsen utama antrasit UHG secara global. Transaksi ini semakin mendiversifikasi bisnis Grup secara geografis dan ke dalam komoditas yang memiliki masa depan yang cerah, sejalan dengan strategi transformasinya.
Transaksi ini menarik secara finansial karena valuasi, leverage, dan dampak pendapatan yang menguntungkan, serta memperluas hubungan Grup dengan para pelanggan dan pemangku kepentingan utama. Dengan transaksi ini, Grup mengambil alih kendali atas operasi ACG. Antrasit UHG sangat penting untuk produksi komersial baja karbon rendah (LC Steel) dan dapat mengurangi emisi karbon dari proses produksi hingga 74%. Cadangan antrasit Grup cukup untuk mendukung kegiatan penambangan selama lebih dari 25 tahun, dan pada gilirannya, kapasitas produksi hingga 25 juta ton LC Steel per tahun.
"Transaksi ini merupakan tonggak penting bagi Grup. Setelah selesai, kami akan mencapai sejumlah tujuan strategis kami. Grup akan menjadi pemilik tambang untuk komoditas yang sangat penting bagi produksi LC Steel. Kami akan memperluas jejak geografis kami ke wilayah pertambangan utama lainnya. Dan, kesepakatan ini semakin mendiversifikasi pendapatan kami menuju target ESG kami untuk menurunkan pendapatan batu bara termal menjadi di bawah 50% dari total pendapatan kami pada tahun 2028," ungkap Ronald Sutardja, Presiden Direktur Delta Dunia Group, dalam rilisnya, Rabu (5/6/2024).
Peningkatan Permintaan Antrasit UHG
Ekspansi Grup ke AS memungkinkannya untuk memanfaatkan peningkatan permintaan antrasit UHG, yang digunakan dalam tanur busur listrik (electric arc furnace/EAF). Selama satu dekade terakhir, ekspor antrasit dari AS telah tumbuh dengan laju pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 10,6% dari tahun fiskal 2014 sampai dengan tahun fiskal 20234. Semua perkiraan ekspansi kapasitas pembuatan baja di AS dan Eropa adalah untuk EAF, dan antrasit UHG dari AS akan menjadi sumber pasokan penting untuk EAF secara global. Selain itu, pemerintah di sejumlah yurisdiksi utama, khususnya pemerintah Inggris dan Jerman, memberikan insentif untuk konversi Blast Furnace ke EAF.
Transaksi ini didukung oleh posisi kas Grup yang kuat dan fasilitas pembiayaan sindikasi sebesar USD750 juta dari PT Bank BNI (Persero) Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Operasional ACG diharapkan dapat menambah pendapatan sebesar USD120 – 130 juta per tahun5. Proyeksi ini juga merupakan tambahan dari panduan pendapatan Grup untuk tahun fiskal 2024 yang telah dirilis sebelumnya berdasarkan operasi yang ada.
Transformasi Keberlanjutan tetap berada di jalurnya
Transaksi ini memajukan tujuan strategis Grup untuk mendiversifikasi portofolio dan mengurangi ketergantungan pada batubara termal. Dengan penambahan operasi ACG, pendapatan dari komoditas yang akan datang akan meningkat dari 19% pada FY2023 menjadi 28% pada FY2024.
Selain mengurangi emisi karbon melalui penggunaan antrasit UHG di EAF, operasi ACG meningkatkan hasil lingkungan dengan praktik pertambangan berkelanjutan yang memulihkan kerusakan lingkungan yang terjadi sebelumnya. ACG merehabilitasi lahan yang ditambang lebih dari seabad yang lalu, mengubahnya menjadi area yang cocok untuk pengembangan, rekreasi, dan konservasi. Hal ini termasuk membuka kembali terowongan tambang lama untuk membuang material yang tersisa, menerapkan langkah-langkah pengendalian erosi dan sedimen, membentuk kembali lanskap sesuai kontur alaminya, dan menghijaukan kembali area dengan rumput dan pepohonan. **
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments