Selasa, 19 Nov 2024
  • Home
  • antaranusa
  • Dibungkan Secara Sistematis, Jurdil 2019 Dikloning Orang Tak Dikenal

Dibungkan Secara Sistematis, Jurdil 2019 Dikloning Orang Tak Dikenal

Minggu, 21 April 2019 07:59 WIB

NASIONAL, POLITIK, - Alamat web Jurdil2019 pada www.Jurdil2019.org dikloning ke domain www.Jurdil2019.net yang isinya berbeda dengan hasil real count Jurdil2019.

Jurdil2019 yang dikelola secara mandiri dan independen untuk mengumpulkan C1 dari relawan diganggu oleh pihak yang tidak dikenal.

Namun saat ini, alamat web Jurdil2019 pun tidak bisa diakses melalui sejumlah provider. 

Demikian disampaikan pengelola Jurdil2019, Budi Kelana Mulia, dalam siaran di Radio Digital Bravos beberapa saat lalu, Sabtu malam (20/4). 

"Jurdil2019 kelihatannya sudah dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu," ujar pria yang biasa disapa Muli itu. 

"Saat sekarang ini tidak dapat diakses dari beberapa provider, seperti Indihome, XL dan First Media, dan bisa menyebar ke beberapa provider lain," sambungnya, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL. 

Menurutnya, apa yang dialami Jurdil2019 adalah pembungkaman yang sistematis.

Sebelum menyampaikan pengumuman mengenai kendala yang dihadapi Jurdil2019, Muli menyampaikan perkembangan hasil penghitungan suara sementara yang mereka peroleh dari form C1 yang dikirimkan oleh masyarakat. 

Menurut perhitungan dari 4.794 TPS di 34 provinsi hingga Sabtu malam, pasangan Prabowo-Sandi memperoleh suara nasional sebesar 60,3 persen. Adapun pasangan Jokowi-Amin memperoleh 37,8 persen.

Muli juga menguraikan perolehan sementara di sejumlah provinsi besar, yang secara umum dimenangkan Prabowo-Sandi. 

Di Jawa Barat Prabowo-Sandi memperoleh 61,8 persen, lalu di Jawa Timur (52 persen), Sumatera Utara (70,9 persen), Banten (62,3 persen), dan DKI Jakarta (53,1 persen). 

Di Jawa Tengah pasangan ini untuk sementara menderita kekalahan, dan memperoleh 31,2 persen.

Anggota Jurdil 2019 Alita mengaku memiliki 6.000 relawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka, kata dia, bertugas untuk mengawasi proses pemungutan dan perhitungan suara di TPS-TPS.

Hasil penghitungan suara di TPS itu kemudian dicatat dan disampaikan oleh relawan melalui aplikasi bernama Jurdil 2019. Selain data berupa tulisan, relawan juga diwajibkan untuk mengunggah foto form C1 plano yang berisi catatan hasil penghitungan suara dari TPS.

KPPS melakukan hitung suara di TPS, untuk kemudian menjadi formulir C1 Plano.

Foto itu berfungsi untuk memverifikasi data tulisan yang dikirimkan oleh relawan tersebut. Data-data dari relawan itu kemudian dikumpulkan dalam satu server milik Jurdil 2019. Dari situ, tim IT dan statistik menghitung data tersebut, kemudian hasilnya disampaikan di website jurdil2019.org.

Titik Stabil

Ia mengatakan pihaknya tidak mampu untuk merekapitulasi data dari seluruh TPS yang berjumlah 813.350 unit. Walhasil, proses rekapitulasi di Jurdil2019 akan berhenti apabila sudah mencapai titik stabil.

Titik stabil yang dimaksud adalah apabila jumlah data dari form C1 plano terus bertambah, namun tidak ada lonjakan jumlah perolehan suara dari kedua pasangan calon. Jumlah tersebut diklaim sudah mewakili hasil perhitungan suara secara keseluruhan.

"Kalau angkanya (persentase perolehan suara pasangan calon) enggak banyak berubah tapi jumlah TPS-nya bertambah, terus artinya sudah mencapai kurva stabilnya dia," ujar dia.

Data yang diperoleh oleh Jurdil 2019 juga akan digunakan sebagai pembanding hasil rekapitulasi KPU. Apabila dirasa ada kecurangan atau keanehan dalam penghitungan suara, mereka akan melawannya dengan data-data yang didapatkan oleh relawannya itu.

Alita menjamin data yang dikeluarkan lembaganya itu valid dan dapat dipercaya. Ia juga memastikan bahwa lembaganya independen dan tidak menerima pesanan dari salah satu peserta pemilu. (rmol/net).

T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments