Selasa, 08 Okt 2024
  • Home
  • antaranusa
  • Sadar Gak? Banyak Pasangan Berpisah Setelah Bepergian Bersama, Mengapa?

Sadar Gak? Banyak Pasangan Berpisah Setelah Bepergian Bersama, Mengapa?

Administrator Jumat, 21 Juni 2024 07:58 WIB

TRAVELING, - Perjalanan pertamamu dengan kekasih mungkin bisa menjadi perjalanan terakhir bersamanya. Separuh dari pasangan secara mengejutkan putus setelah kencan pertama mereka, menurut laporan terbaru dari Dating.com. Mengapa begitu?

Meskipun banyak pasangan memimpikan pertemuan romantis, perjalanan pertama bersama adalah semacam ujian akhir dalam hubungan - dan sering kali menjadi bencana dalam kencan.

"Perjalanan pertama bersama pasangan adalah tonggak penting dalam hubungan, baik itu terjadi dalam enam bulan pertama berkencan atau saat berbulan madu," ujar Maria Sullivan, wakil presiden dan pakar kencan di Dating.com, dikutip NYPost.

"Menghabiskan beberapa jam bersama seseorang tidak sama dengan menghabiskan beberapa hari bersamanya, dan bahkan menghabiskan akhir pekan bersama tidak sama dengan menghabiskan beberapa minggu bersama." 
Baca juga: 10 Perilaku Buruk Pasangan, Tandanya Harus Putus

Tidak peduli berapa lama kamu sudah berkencan atau seberapa sering kalian bersama, kemungkinan besar kamu akan menemukan sesuatu yang baru tentang kebiasaan pasangan yang mungkin membuatmu kurang sreg, tidak suka, bahkan jijik.

Misalnya, 31% pasangan mengakhiri hubungan mereka setelah terus-menerus dibangunkan terlalu dini saat berlibur. Mungkin ini hal sederhana, tapi tidak semua orang punya kebiasaan bangun pagi, sementara bagi yang lain, bangun kesiangan dianggap malas.

Meskipun tidur sebentar dan berpelukan dapat menyelamatkan hubungan tersebut, namun hal tersebut mungkin tidak akan terjadi jika dibarengi dengan rasa lapar. Sekitar 38% orang mengaku memutuskan putus setelah pasangannya berulang kali membuat mereka terlambat untuk berbagai acara, dari menghadiri undangan hingga makan malam.

Tapi penyebab utama pecahnya hubungan ternyata lebih terkait pada kehidupan dan kebiasaan sehari-hari yang mendasar.

Berbagi kamar mandi dan toilet dengan kekasih sering kali menimbulkan kecemasan, karena dari situ kita bisa melihat apakah pasangan adalah seseorang yang menjaga kebersihan atau punya kebiasaan jorok.

Hampir 40% responden mengatakan bahwa melihat pasangannya meninggalkan sisa pasta gigi basah di wastafel dan meninggalkan toilet dalam keadaan kotor dan bau, sesuatu yang jelas mematikan gairah.

Bepergian bersama pasangan juga tidak hanya memberi pemahaman tentang cara mereka memperlakukan kamu, namun dapat pula mengungkap cara mereka memperlakukan orang lain.

Melihat pasangannya membentak pramugari, pemandu wisata, atau pelayan restoran telah menyebabkan 31% responden memutuskan hubungan.

Beberapa orang yang pilih-pilih juga menemukan bahwa kebiasaan seperti meninggalkan piring kotor, membuang-buang makanan, mengenakan pakaian "luar" di tempat tidur, dan keterampilan mengemas yang buruk telah mendorong mereka untuk meninggalkan pasangannya setelah perjalanan.

Meski begitu 44% orang mengatakan bahwa mereka mengetahui banyak hal tentang kecocokan mereka sebagai seorang pasangan.

Sisi baiknya, menurut penelitian, setengah dari orang yang berkencan kembali dari perjalanan pertama mereka dengan hubungan yang masih utuh - dan perasaan mereka terhadap satu sama lain mungkin semakin kuat.

"Setelah kembali, mungkin saja kamu memutuskan untuk berpisah," kata Sullivan. "Tapi mungkin juga kalian masih berpasangan dan lebih mencintai satu sama lain dari sebelumnya."

Untuk membantu pasangan melewatinya, Sullivan menyarankan untuk merencanakan perjalanan secara menyeluruh dan persiapkan diri secara emosional untuk hasil apa pun.

"Perjalanan bersama pasangan adalah perjalanan yang patut dilakukan: untuk mengenal pasangan lebih baik dan mengetahui apakah kamu ingin menjalani hidup bersama dengannya," katanya. *
T#gs
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments