Selasa, 19 Nov 2024
  • Home
  • internasional
  • Aktivis Menggelar Aksi di Asia, Mengecam Penggunaan Telur dari Kandang Baterai oleh McDonald's

Aktivis Menggelar Aksi di Asia, Mengecam Penggunaan Telur dari Kandang Baterai oleh McDonald's

Administrator Minggu, 22 Mei 2022 08:19 WIB

NASIONAL, - Act for Farmed Animals (AFFA) bersama Open Wing Alliance, koalisi organisasi perlindungan hewan terkemuka di Asia, melakukan aksi dengan memegang spanduk yang telah ditandatangani di depan gerai McDonald's di kota-kota besar di delapan negara Asia pada Sabtu, 21 Mei 2022. Aksi turun ke jalan hari ini adalah puncak dari rangkaian puluhan aksi di Asia selama tiga bulan terakhir menuntut McDonald's di Asia untuk menghentikan penggunaan telur yang diproduksi di kandang baterai yang amat sempit dan menyebabkan ayam hampir tidak bisa bergerak.

Pendukung yang menandatangani spanduk ini mendesak McDonald's agar lebih ramah terhadap hewan. Spanduk diserahkan ke staf McDonald's di penghujung aksi namun pihak McDonald's menolak untuk menerima.

Protes turun ke jalan ini merupakan eskalasi dari kampanye sembilan bulan sebelumnya, seperti petisi online, mural dan pemasangan billboard di beberapa kota. Di Indonesia sendiri, aksi ini telah dilakukan di Jakarta, Yogyakarta dan Bali dengan puluhan aktivis yang berpartisipasi dalam aksi dan dipublikasikan oleh 34 artikel liputan media cetak dan elektronik. Koalisi bersama para aktivis berupaya untuk mendorong McDonald's berkomitmen terhadap kebijakan bebas kandang baterai, terutama di Indonesia.

Di Kuala Lumpur, para aktivis memegang poster di luar gerai McDonald's pertama di distrik kehidupan malam yang ramai di kota tersebut. Di Hanoi, para aktivis menarik perhatian pengunjung McDonald's saat hendak menyantap makan malamnya. Di Bangkok, perahu komuter sepanjang 20 meter yang mengantarkan penumpang ke dekat kantor pusat McDonald's, dipenuhi gambaran ayam di balik jeruji menyerukan penerapan kebijakan bebas kandang baterai.

McDonald's tertinggal dengan perusahaan lain dalam urusan kesejahteraan hewan

Ayam-ayam dalam kandang baterai berjejalan satu dengan yang lainnya hingga mereka tidak bisa  meregangkan sayap atau melakukan perilaku alami yang semestinya seperti bersarang, mandi debu, atau sekadar bertengger. Penelitian juga menunjukkan telur dari sistem kandang baterai memiliki risiko yang lebih tinggi dalam kontaminasi salmonella.

Perusahaan pesaing McDonalds seperti KFC, Burger King dan Pizza Hut telah mengumumkan jangka waktu untuk mengakhiri penggunaan telur dari kandang baterai di Asia, sebagaimana yang telah dilakukan Shake Shack, Taco Bell, Tim Hortons, Krispy Kreme, Panda Express dan lainnya.

"McDonald's semakin tidak sejalan dengan para pesaingnya karena gagal mengambil tindakan nyata untuk menghilangkan praktik kejam ini dari rantai pasokannya di Asia" kata Elfha Shavira, selaku manajer kampanye dari Act For Farmed Animals.

Mengabaikan Pelanggan di Asia

Dalam pernyataan kepada pemegang saham tahun 2022, McDonald's mengklaim bahwa perusahaan menggunakan "ukuran dan jangkauan globalnya" untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dalam rantai pasokannya, dengan mengatakan "kemampuannya untuk menyajikan makanan yang aman dan berkualitas berasal dari hewan yang dirawat dengan baik."

Terlepas dari jaminannya pada publik, McDonald's mendapatkan nilai F untuk implementasi dalam laporan Business Benchmark on Farm Animal Welfare (BBFAW) dan peringkatnya telah turun dua tingkat sejak 2017. Berbeda dengan kebijakan bebas kandang di Amerika Serikat, Kanada, Amerika Latin, Afrika Selatan dan pasar lainnya, McDonald's telah gagal untuk menanggapi panggilan untuk memperluas komitmennya ke pasar Asia.

"Sementara McDonald's membanggakan tentang menggunakan jangkauan globalnya untuk meningkatkan kesejahteraan hewan, namun kenyataannya sumber pasokan telurnya memaksa jutaan ayam di Asia menjalani kehidupan yang menyedihkan, tanpa dapat melakukan perilaku alamiah mereka yang paling dasar" lanjut Elfha. (*).

T#gs Kandang BateraiTelur
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments