Putin dan Khabib: Ketika Mulut Islamopobia McGregor Terkatup
Administrator Senin, 08 Oktober 2018 06:30 WIB
DUNIA, - Pada pertengah 60-70 an ada si mulut besar dalam olah keras, yakni tinju, yang bernama Muhammad Ali. Dia selain jago berbaku pukul, dia mampu bicara apa saja dari soal tinju, politik, perjuangan kelas, hingga anti rasisme. Semua terperangah atas ulahnya.
Apalagi Ali juga dengan berani sempat mengatakan kalimat kontroversial sebagai ’The Greates’, meksi pada usia tuanya jargon ini kemudian di ralatnya dengan ‘Allah The Greatest’. Namun semua publik mahfum dan salut karena kata dan perbuatannya baik di atas ring dan di kehidupan sosial patut menjadi teladan.
Sebutan itu terbukti pada penghargaan kepada Ali oleh kalangan olahragwan Amerika Serikat sebagai sebagai salah satu olahragwan hebat dalam abad ini. Sikap ini kemudian disematkan ketika Ali yang tangannya kala itu sudah gemetar, menjadi pemantik nyala api obor Olimpiade di Long Angles kala itu.
Ali kala itu memang mempesona zaman dan dunia. Setiap Ali bertanding, di Indonesia suasananya menjadi mirip hari libur nasional. Tiba-tiba saja muncul orang pada antre di depan layat televisi tetangga rumah yang kaya atau televisi umum kelurahan untuk menontonnya. Anak sekolah pun pada bolos. Arus lalu lintas kontan menyepi.
Nah, pada kali ini juga ada sosok jago baku pukul atau petarung yang mengklaim dirinya seperti Muhammad Ali. Namanya Conor McGregor (kadang dipanggil dengan Conor atau McGregor). Namanya melejit jadi jagoan berkelahi, tapi bukan tinju melainkan tarung bebas. Kelakuannya sama ‘punya mulut yang besar’. Bedanya kalau Ali dahulu punya mulut besar untuk menaikkan perjuangan kelas kaum hitam, Conor malah sebaliknya banyak bicara rasis dan bertindak bengal. Ali terlihat elegan, Conor tampak urakan. Ali tidak pernah menghina agama dan menghargai kepercayaan orang lain, Conor dengan mulutnya setiap kali akan bertanding sibuk memakai kepercayaan orang lain, bahkan meruundung wanita.
Di beberapa acara timbang badan Conor terlihat jelas melakukan itu semua. Tak hanya berkata dia kerapkali sudah tak sabar memukul lawannya. Contoh kekonyolan Conor yang paling nyata ketika dia merundung perempuan kulit hitam dengan menyebutnya laksana kera. Saat itu sikap ini membuat seterunya, yakni jawara tinju kelas berat masa kini, Floyd Mayweather Jr, tak terima. Dia sempat marah atas kelakuan rasis dan barbar itu. Dan kemarahan ini kemudian dia lampiaskan dengan memukul KO Conor dalam arena pertandingan tinju yang sebenarya.
Maka setelah kalah KO, kebanggaan Conor pun melorot habis meski sebelumnya selalu mengklaim diri sebagai jagoan olah raga bela diri tanpa tanding. Mayweather selama pertandingan malah terlihat mengajarinya bertinju. Klaim bahwa Conor petarung jagoan kelas satu hanya isapan jempol belaka.
Nah, beberapa jam lalu petarung asal Rusia, Khabib Nurmagomedov juga membungkam mulut besar Connor itu. Dalam perebutan gelar juara di Ultimate Fighting Championship (UFC) di Las Vegas, Sabtu (6/10) dia menghabisi Conor. Padahal sebelumnya, yakni di acara timbang badan Conor melecehkannya habis-habisan dengan melakukan hal yang tak terpuji atau jauh dari nilai adab.
Dalam acara itu Conor mengoceh tak keruan dan memaki ke sana kemari dengan maksud menjatuhkan mental Khabib yang asal Daghestan, Rusia itu. Dia lecehkan ayah Khabib, dia maki agamanya dan diolok-oloknya di depan umum. Tak cukup dengan tindakan ngaue itu Conor berusaha memberikan Khabib minuman keras. Padahal dia tahu lawannya itu seorang Muslim yang taat.
Malah tak cukup dengan, itu pada pada persiapan pertandingan beberapa bulan sebelumnya dia menyerang bus yang mengangkut oficial Khabib. Dia terlihat ingin mencontih perilaku Joe Frizer ketika hendak melawan Ali dahulu. Bedanya Joe Frizer hanya sebatas verbal, Conor saat ini sempat dijatuhi pidana dengan menjalani hukuman kerja sosial.
Dan tak berbeda dengan hasil pertandingan melawan Mayfeather, Conor kemudian juga babak belur. Dia terkena tendangan dan pukulan Khabib habis-habisan. Di ujung pertandingan Conor menyerah terkena pitingan Khabib. Dia terlihat memelas dan sangat kepayahan.
Tapi hawa pertarungan panas itu tak selesai meski wasit sudah menyatakan Khabib memenangkan pertandingan. Begitu pertandingan dihentikan, emosi dia justru memuncak dengan berlari melompati pagar arena oktagon. Rupanya Khabib ingin melampiakan kejengkelannya kepada oficial Conor yang terus menerus ikut meneriakinya sepanjang pertandingan.
Bahkan pada saat yang sama, kemudian ada seseorang fans Khabib tiba-tiba melompat ke arena oktagon sembari memukul kepala Conor yang tengah kesakitan. Maka suasana pertandingan langsung berubah hiruk pikuk. Aparat keamanan sibuk mengamankan suasana yang mulai tak terkendali. Untunglah Khabib cepat sadar untuk segera menghentikan kekonyolan. Meski begitu imbasnya tetap ada kepadanya, yakni meski dinyatakan menang Khabib tak mendapat pengenaan sabuk juara.
Adanya kejadian tentu saja segera memicu kontrvoersi di media masa internasional. Banyak pihak yang menyesalkan kejadian itu. Namun banyak pihak pula yang memaklumi atas perilaku Khabib karena memang tingkah dan perbuatan Conor sebelumnya sudah sangat keterlaluan dan hanya menujukan kebuasan.
Dan benar saja, berbeda dengan Conor, Khabib pun usai kejadian itu langsung meminta maaf. Ketika ditanya apa yang menyebabkan ia marah, Khabib, menyebut berasal dari soal ketegangan dengan Conor saat sewaktu acara timbang badan serta adanya kejadian serangan bus pada April lalu.?
“Kini Orang-orang bicara tentang saya melompat dari ring. Saya juga manusia, bagaimana soal ia (Conor) bicara tentang agama saya, tentang negara, tentang ayah saya. Apalagi ia datang telah ke Brooklyn pada April lalu merusak bus (oficial) saya. Bahkan akibat ulahnya hampir saja menewaskan beberapa orang. Jadi bagaimana tentang ini," ujar Khabib. ?
Nah, apa pun tafsirnya itu, Khabib kini telah berhasil mencegah Conor bertindak jumawa dan tidak sadar posisinya bukan jawara petarung di arena oktagon. Apagai dia kini statusnya hanya sebagai pihak penantang karena gelar dia sebagai jawara di arena Oktagon telah dua tahun tak digenggamnya. Khabib pun mampu membuktikan bila sepanjang pertandingan Conor tak terbukti berbahaya. Dia hanya memberi ancaman sekedarnya di ronde awal. Selebihnya Conor hanya seperti ayam sayur yang kebingungan meladeni serangan Khabib.
Pada pertarungan itu Conor memang banyak terkunci mati, terutama ketika diajak Khabib bertarung dalam pertarungan lantai (ground fighting). Di situ Conor terbukti tidak sebuas dan seperkasa beruang seperti yang pernah dirasakan Khabib ketika berlatih tanding.
Atas keberhasilan ini, Presiden Rusia langsung menelpon Khabib untuk memberikan selamat. Katanya, Putin baru saja menghubungi saya, dan mengatakan ia bangga kepada saya. ‘"Ia mengucapkan selamat," ujar Khabib seperti dikutip News.com.au.
Nah, apa pun kejadiannya tampak jelas Putin pasti merasa bangga. Kepadnya kini ditunjukan lagi bahwa ada orang asal Rusia yang bisa berprestasi tinggi di negeri yang disebut menjadi pesaing abadinya. Kalau dulu era tahun 1960-an, Rusia membuat heboh publik Amerika Serikat dengan rudal nuklir yang dipasang di Teluk Babi, Kuba, kini rudal zaman baru itu telah berganti nama menjadi Khabib Nurmagomedov. Dan sama dengan antusias warga Dagestan yang turun ke jalan dengan berpawai merayakan kemenangan Khabib, Putin pun memberikan penghormatan kepada Khabib setinggi langit.
Alhasil, atas kemenangan kali ini nama Khabib jelas akan semakin mengkilap arena pertarunga oktagon. Dia mempertajam rekor profesionalnya menjadi 27-0. Dan bagi Conor yang asal Irlandia itu, kekalahan ini memberikan pukulan telak yang kedua. Imbasnya uang yang tentu saja menjadi ‘bunga di setiap pertandingan olah raga profesional’ akan berhamburan ke Khabib. Beberapa orang pendukung Conor memang telah meneriakan pertarungan ulang atau revans. Tapi ini belum mendapat tanggapan dari Khabib.
‘’Saya bertanding untuk memberikan warisan berharga, bukan seperti anda yang bertanding untuk uang,” kata Khabib ketika melakukan timbang badan sekaligus menjawab tudingan Conor mengenai motivasinya bertanding. Tak cuma itu saja, Conor juga menuduh Habib terkait dirinya dengan soal jaringan teroris karena beragama Islam.
Maka hal inilah yang tampaknya menjadi sebab mengapa kemudian Khabib 'mengamuk' di atas arena laga oktagon. Dan kali ini lagi-lagi terbukti dari omongan publik Amerika bila mulut Conor hanya penuh kata-kata sampah. Ternyata Conor pun hanya seorang petarung ‘letoy’ dan bukan sekelas Muhammad Ali yang bisa berlari menari seperti terbangnya kupu-kupu dan memukul keras laksana sengatan lebah, demikian dilansir republika. (*).
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments