Uruguay dan Arab Saudi menjadi tim dengan peringkat fair play terbaik Piala Dunia 2018
Administrator Kamis, 05 Juli 2018 18:03 WIB
SPORT, â€" Uruguay dan Arab Saudi menjadi tim dengan peringkat fair play terbaik hingga selesainya fase 16 besar dan menjelang perempat final atau 8 besar Piala Dunia 2018 di Rusia.
Kedua tim itu masing-masing hanya menerima satu kartu kuning. Satu-satunya kartu kuning yang diterima Uruguay atas nama gelandang Rodrigo Bentancur yang didapatkannya saat menang 3-0 atas tuan rumah Rusia dalam matchday ketiga Grup A.
Sementara itu, satu kartu kuning Arab Saudi diterima gelandang Taisir Al Jassim ketika mereka menerima kekalahan telak dengan skor 0-5 dalam pertandingan pembuka melawan Rusia.
Dengan jumlah pertandingan lebih banyak dibandingkan dengan Arab Saudi sehingga sebenarnya potensi kena kartu makin besar, maka Uruguay berhak menempati posisi teratas di peringkat fair play.
Di sisi berseberangan, Kolombia dan Swiss menjadi paling rendah peringkat fair play-nya dengan menerima sembilan kartu kuning serta satu langsung kartu merah, tanpa didahului kartu kuning.
Enam dari sembilan kartu kuning yang diterima Kolombia didapatkan dalam pertandingan melawan Inggris di babak 16 besarâ€"akhirnya dimenangi Inggris lewat adu penaltiâ€"di mana permainan keras memang menjadi taktik yang mereka peragakan untuk mengimbangi keunggulan teknis tim lawan.
Adapun satu-satunya kartu merah langsung yang didapat Kolombia atas nama Carlos Sanchez ketika kalah 1-2. Dia mendapat kartu merah langsung ketika pertandingan baru berjalan 3 menit.
Sementara itu satu-satunya kartu merah yang diterima Swiss atas nama bek Michael Lang di babak 16 besar ketika kalah 0-1 dari Swedia.
Bagi Uruguay, menjadi tim dengan peringkat fair play paling tinggi sejauh ini merupakan hal luar biasa. Tim berjuluk La Celeste alias Biru Langit itu selama ini dikenal akrab dengan kartu merah dalam sejarah sepak bola dunia akibat permainan keras.
Rekor kartu merah tercepat sepanjang sejarah Piala Dunia juga tercatat atas nama pemain Uruguay yakni Jose Batista pada Piala Dunia 1986 di Meksiko. Dia menerima kartu merah dari wasit Joel Quiniou (Prancis) saat laga melawan Skotlandia baru berjalan 56 detik atau belum mencapai 1 menit setelah menghantam keras Gordon Stratchan.
Pertandingan itu pun kemudian dikenang sebagai salah satu yang paling kasar sepanjang sejarah Piala Dunia. Apalagi, Uruguay menolak menyerang dan menerapkan pertahanan rapat yang sangat dekat dengan permainan keras sepanjang laga lantaran memang hanya memerlukan seri untuk lolos ke 16 besar.
Pada Piala Dunia 2010 dan 2014 pun Uruguay selalu kebagian kartu merah. Pada 2010, Nicolas Lodeiro mendapat kartu merah saat laga perdana versus Prancis berakhir 0-0. Pada edisi 4 tahun lalu, di laga pembuka pun Uruguay langsung mendapat kartu merah atas nama Maxi Pereira saat kalah 1-3 versus Kosta Rika.
Jumlah kartu kuning dan erah dalam Piala Dunia 2018 ini memang sangat berperan dan menjadi salah satu tolok ukur dalam penentuan peringkat klasemen fase grup.
Jepang menjadi tim pertama dalam sejarah yang diuntungkan dengan ketentuan ini saat lolos sebagai runner up Grup H untuk melaju ke babak 16 besar meski poin, selisih gol, produktivitas mencetak gol persis sama dengan Senegal dan hasil head to head keduanya pun 2-2.
Sayangnya, satu-satunya wakil Asia di 16 besar Piala Dunia 2018 itu akhirnya kandas, kalah 2-3 dari Belgia walaupun sempat unggul 2-0.
Berikut peringkat fair play pada Piala Dunia 2018:
Nilai -1: Uruguay, Arab Saudi: 1 kartu kuning (KK)
-2: Spanyol (2 KK)
-3: Polandia, Islandia (3 KK)
-4: Jerman (1 kartu merah/KM, 1 KK), Inggris, Nigeria, Tunisia (4 KK)
-5: Belgia, Jepang, Brasil, Peru, Mesir (5 KK)
-6: Prancis, Senegal, Denmark, Swedia, Kosta Rika
-7: Rusia (4 KK, 1 KM), Portugal, Australia, Iran (7 KK)
-8: Kroasia, Maroko (8 KK)
-9: Serbia, Meksiko (9 KK)
-10: Korea Selatan (10 KK)
-11: Argentina, Panama (11 KK)
-14: Kolombia, Swiss (9 KK, 1 kartu merah langsung/KML)
Catatan: Kartu merah Jerman Rusia merupakan hasil dua kartu kuning yangv diterima pemain yang sama.
Sumber : FIFA.com.
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments