Jumat, 22 Nov 2024

Ramayana Melawan Kelesuan Pasar Ritel

Administrator Sabtu, 24 Maret 2018 07:51 WIB
NASIONAL, - Pasar ritel yang loyo tidak membuat Ramayana berhenti ekspansi. Dalam waktu dekat tiga gerai baru akan dibuka dengan wajah baru. Terobosan baru dengan menggarap segmen premium juga dilakukan agar tetap eksis.

Tren perpidahan pola transaksi konsumen ke jalur digital memang membuat para peritel konvesional kewalahan, banyak yang telah menutup gerainya lantaran sepi pengunjung.

Kondisi ini diperparah karena sebagian orang ditengarai memilih menabung atau investasi ketimbang membelanjakan dana mereka untuk keperluan konsumtif.

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk salah satu dari jajaran perusahaan ritel yang terkena dampak buruk.

Pertengahan tahun lalu, perusahaan ritel yang dikenal membesut gerai offline dengan bran Ramayana, Robinson dan Cahaya ini terpaksa harus menyudahi sebagian bisnis mereka di lini supermarket.

Tercatat delapan gerai supermarket Ramayana ditutup agar tidak terus menerus menggerus kinerja perusahaan.

Gerai tersebut berada di Banjarmasin, Bulukumba, Gresik, Bogor, Pontianak, serta Sabang. Sementara, dua gerai lainnya di Surabaya sudah ditutup lebih dulu.

Walau begitu, tak semua ditutup total. Manajemen Ramayana mengklaim sebagian toko masih tetap eksis, karena ada yang dirubah menjadi departement store.

Karena itu penutupan delapan gerai supermarket tadi tak banyak berdampak pada perolehan pendapatan Ramayana secara konsolidasi, apalagi konstribusi supermarket diklaim relatif kecil.

Untuk divisi departement store sendiri Ramayana tetap menjaga eksistensinya dengan melakukan sejumlah terobosan.

Tampilan dan layout gerai-gerai mereka ada yang dirubah agar lebih memikat pengunjung.

Tak berhenti disitu, inovasi besar dilakukan dengan membidik segmen kelas menengah atas (premium).

Langkah itu dilakukan dengan membuka gerai bernama Ramayana Prime.

Gerai pertama Ramayana Prime dibuka pada pada 3 Desember 2017, dan di City Plaza Jatinegara, Jakarta Timur.

Sekretaris Perusahaan PT Ramaya Lestari Sentosa Tbk, Setyadi Surya mengatakan, pembukaan Ramayana Prime ini merupakan salah satu terobosan perseroan untuk mendapatkan pertumbuhan penjualan, di tengah masih lesunya perekonomian di Tanah Air hingga semester II tahun 2017.

"Meskipun kondisi ekonomi sedang lesu dan ada shifting dari gaya belanja customer belakangan ini, namun kami harus melakukan terobosan-terobosan baru untuk bisa mendapatkan pertumbuhan sales di tahun 2017," kata Setyadi kepada wartawan saat pembukaan Ramayana Prime Jatinegara Jakarta.

Untuk gerai kelas premium tadi, Ramayana menawarkan konsep hiburan (lifestyle) dimana gerai tak hanya jadi tempat belanja tapi juga menyediakan fasilitas hiburan seperti area bermain, bioskop dan food court.

Hal ini merupakan jawaban atas pergeseran gaya hidup masyarakat yang memanfaatkan waktu belanja sekaligus berkumpul bersama teman atau keluarga.

Tak kalah penting, minat masyarakat berkunjung digugah dengan menyediakan sejumlah promo menarik, untuk pelanggan yang berbelanja nominal tertentu akan mendapatkan hadiah.

Selain gerai premium tadi, sepanjang tahun 2017 Ramayana mengklaim telah membuka sebanyak 5 gerai departement store.

Sehingga total gerai di akhir 2017 tercatat 116 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ekspansi Ramayana ditengah kelesuan bisnis ritel di Tanah Air seolah melawan kelesuan yang terjadi.

Dengan melakukan inovasi dan perubahan tampilan wajah Ramayana manajemen berupaya membangkitkan kembali minat belanja masyarakat di Ramayana karena diakui Setyadi selama tahun 2017, rata-rata gerai mengalami penurunan omzet atau same store sales growth (SSSG) sebesar 0,9% dibanding tahun 2016.

Strategi 2018

Ekspansi dan inovasi masih akan menjadi jurus Ramayana dalam melawan kelesuan bisnis di tahun 2018.

Perseroan malah lebih optimistis untuk tidak lagi melakukan penutupan gerai di tahun ini.

Setyadi Surya menuturkan sebelum Hari Raya Idul Fitri tahun ini, perseroan berencana membuka tiga gerai baru yang lokasinya berada di Bekasi, Cibubur dan Jakarta. Salah satunya akan mengusung konsep Ramayana Prime.

Menurutnya, untuk tetap bertumbuh maka Ramayana harus tetap ekspansi.

Pada tahun ini, kami enggak akan menutup gerai, akan tetapi sampai Lebaran mau buka tiga gerai baru, ujarnya.

Sayangnya belum disebutkan nilai investasi Perseroan di tahun ini, namun menurutnya gerai-gerai yang dibuka menggunakan sistem sewa tempat dan ekspansi tersebut akan didanai dari dana kas internal perusahaan.

Namun merujuk pada gerai-gerai yang dibuka pada tahun 2017, Ramayana harus menggelontorkan dana minimal Rp 50 miliar untuk setiap gerai.

Strategi penting yang akan dilakukan adalah memperbesar kontribusi penjualan melalui media daring (online) hingga mencapai angka 10% dari total penjualan.

Saat ini Ramayana memang telah merambah pada tren ecommerce dengan membuka official store di beberapa e-commerce dan marketplace.

Lantas untuk memperbesar kontribusi di jalur digital tersebut Ramayana tengah mempertimbangkan untuk membuka online store sendiri.

Kita ada wacana membuat online store sendiri, dan saat ini kita sudah bekerjasama dengan Tokopedia dan Lazada sebagai official store, untuk kedepannya kita lihat nanti sampai sejauh mana apakah Ramayana akan membuat online store sendiri, ungkap Setyadi.

Dengan mengusung strategi tadi, apalagi dengan inovasi baru Ramayana Prime tahun ini Perseroan optimistis dapat membukukan kinerja lebih baik dari tahun 2017 dengan target pendapatan Rp 8,23 triliun atau naik 1%-2%.

Dari sisi gross margin, perusahaan berharap pertumbuhan sebesar 6,1%, Setyadi masih optimistis dan berupaya mencapai penjualan lebih tinggi dari target yang dipatok tahun ini.

"Kami punya hitung-hitungan, memang target tidak terlalu besar, tetapi upaya kami yang harus lebih untuk melampaui target tersebut," lanjutnya.

Analis Mirae Asset indonesia Christine Natasya dalam laporan riset yang dipublikasikan pada pertengahan Januari memperkirakan pertumbuhan penjualan bisnis ritel tahun ini bisa mencapai 6,1%.

Apalagi perusahaan yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan RALS tersebut tidak berhenti ekspansi.

Kami percaya strategi ekspansi RALS akan berbuah, mengingat perseroan cukup berhati-hati dalam mengelola cost di bisnis supermarket, tulisnya.

Christine mengatakan, Ramayana akan meningkatkan bisnis konsinyasi untuk menghasilkan margin yang lebih tinggi.

Menurutnya, mitra yang menjadi penyumbang konsinyasi terbesar adalah Sports Station, yang dijual dengan harga diskon untuk last call product.
T#gs Ramayana
Berita Terkait
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments