Kamis, 19 Sep 2024
  • Home
  • antaranusa
  • Dua Hari Menguat Sendirian, Rupiah Mulai Rasakan Anjlok

Dua Hari Menguat Sendirian, Rupiah Mulai Rasakan Anjlok

Senin, 04 Februari 2019 17:02 WIB


NASIONAL, - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Minimnya sentimen dan Hari Kejepit Nasional (Harpitnas) membuat rupiah kurang gairah. 

Pada Senin (4/2/2019), US$ 1 dihargai Rp 13.945 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Seiring perjalanan pasar, rupiah semakin melemah. Pada pukul 08:19 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 13.960 di mana rupiah melemah 0,18%. 

Sebelumnya, rupiah menguat 2 hari beruntun di pasar spot, sehingga agak rentan terserang koreksi teknikal. Apalagi dalam 2 hari tersebut rupiah menguat sendirian, tidak ada mata uang utama Asia lainnya yang mampu terapreesiasi di hadapan dolar AS. 

Selama minggu kemarin, rupiah terapresiasi signifikan 1,03% secara point-to-point. Kala penutupan pasar spot akhir pekan lalu, US$ 1 dibanderol Rp 13.935 di mana rupiah menyentuh titik terkuat sejak 19 Juni 2018. 

Oleh karena itu, wajar apabila rupiah berpotensi melemah hari ini. Apalagi saat Harpitnas, rupiah minim sentimen untuk menggapai zona hijau karena perdagangan sepertinya kurang semarak. 

Senasib dengan rupiah, berbagai mata uang utama Asia pun melemah di hadapan greenback. Faktor pendorongnya pun sama, jelang Tahun Baru Imlek esok hari sepertinya investor mengendurkan pedal gas. 

Namun dengan pelemahan 0,18%, rupiah jadi mata uang terlemah ketiga di Asia. Tampaknya rupiah mulai merasakan pedihnya 'karma' setelah menguat sendirian selama 2 hari beruntun. 

Dolar AS Dapat Momentum

Tidak hanya di Asia, dolar AS juga menguat secara global. Dolar AS berhasil menyalip di tikungan dengan penguatan tipis pagi ini. 

Pada pukul 08:23 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,03%. Maklum, indeks ini melemah 0,23% dalam seminggu terakhir. Dolar AS yang relatif sudah murah kembali menarik minat pelaku pasar. 

Selain itu, data-data ekonomi AS yang dirilis akhir pekan lalu juga cukup memuaskan. Kementerian Ketenagakerjaan AS mengumumkan penciptaan lapangan kerja pada Januari 2019 adalah 304.000. Lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan tambahan 165.000. 

Data ini memperkuat rilis sebelumnya yaitu Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur versi ISM yang melompat dari 54,3 pada Desember 2018 menjadi 56,6 pada Januari 2019. Artinya, ada harapan bahwa kinerja ekonomi AS masih akan kuat. 

Oleh karena itu, kemungkinan The Federal Reserves/The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan masih terbuka, meski mungkin tidak dieksekusi dalam waktu dekat. Sampai saat ini, The Fed masih memasang target median suku bunga acuan di 2,8% pada akhir 2019. Posisi saat ini adalah 2,375% sehingga setidaknya butuh dua kali kenaikan lagi. 

Harapan kenaikan suku bunga acuan membawa angin segar bagi dolar AS. Ditambah dengan kurang bergairahnya pasar keuangan Benua Kuning, dolar AS mampu dominan di Asia dan rupiah menjadi salah satu korbannya. (CNBC/*).
T#gs rupiah dolar
Komentar
0 Komentar
Silakan Login untuk memberikan komentar.
FB Comments